https://www.elaeis.co

Berita / Internasional /

Dua Perusahaan Ini berkongsi Bangun Pabrik Biofuel Terbesar di Selatan Eropa

Dua Perusahaan Ini berkongsi Bangun  Pabrik Biofuel Terbesar di Selatan Eropa

Teks Foto; Apical melalui anak usahanya, Bio Oils, bekerjasama dengan Cepsa dalam membangun pabrik biofuel di selatan Eropa. (Foto: Apical)


Singapura, elaeis.co - Bio Oils, anak usaha Apical yang berkedudukan di Singapura, berkongsi dengan mitranya, Cepsa, dalam pembangunan pabrik biofuel terbesar generasi kedua (2G) di wilayah selatan Eropa.

Dari keterangan resmi hang diterima elaeis.co, Senin (25/2/2024), disebutkan bahwa pabrik senilai € 1,2 miliar dijadwalkan akan memulai produksi pada tahun 2026.

Diprediksi pabrik tersebut akan mampu memproduksi 500.000 ton sustainable aviation fuel (SAF) dan renewable diesel.

Disebut-sebut kalau angka tersebut setara dengan pengurangan emisi dari 600.000 kendaraan penumpang jika tidak digunakan setiap tahunnya.

"(Jumlah itu -red) cukup untuk memberi tenaga pesawat terbang mengelilingi bumi sebanyak 1.300 kali, serta mencegah emisi CO2 sebanyak 3 juta ton per tahun," ujar Pratheepan Kanuragaran selaku Direktur Eksekutif Apical.

Kata dia, Apical akan menyuplai bahan baku 2G dari limbah organik seperti limbah pertanian dan minyak bekas ke pabrik baru yang lagi dibangun ini.

Tujiannya. Kata dia, adalah sebagai bagian dari upaya mengatasi tantangan industri dalam mendapatkan bahan mentah pada proses produksi SAF.

Kata dia, Apical juga aktif menjajaki kemitraan serupa dengan beberapa perusahaan minyak lainnya di dunia untuk membangun fasilitas SAF.

Dengan tujuan, ujarnya agar dapat mengoptimalkan pasokan dan permintaan, selain juga meningkatkan adopsi SAF dengan harga yang lebih terjangkau. 

"Hal ini sejalan dengan rencana Singapura untuk menggunakan SAF pada setiap penerbangan keluar dari negara ini mulai 2026," ucap Pratheepan Kanuragaran.

Pratheepan Kanuragaran bilang Apical sebagai pemroses minyak nabati terkemuka, merupakan bagian dari grup RGE yang berkantor pusat di Singapura.

Kata Pratheepan, melalui perjanjian jangka panjang, Apical akan menyuplai bahan baku 2G ke pabrik baru ini.

Langkah itu diharapkan dapat membantu dalam mengatasi tantangan utama di industri ini terkait ketersediaan bahan mentah untuk produksi SAF. 

“Meskipun SAF diperkirakan menjadi pendorong dekarbonisasi di sektor penerbangan, akses terhadap bahan baku berkelanjutan tetap menjadi tantangan di banyak negara," kata dia.

"Seiring dengan terus berkembangnya jaringan global Apical, ketersediaan limbah dan sisa minyak goring diharapkan dapat bertumbuh," tambah 
Pratheepan Kanuragaran.

Pihaknua melihah hal ini memungkinkan kemitraan yang dapat memaksimalkan nilai tambah, agar limbah mereka dapat membantu produksi dan penggunaan SAF. 

Pabrik biofuel 2G kerjasama dengan Cepsa itu akan menjadi fasilitas pengolahan bahan bakar penerbangan terbesar di Selatan Eropa. 

"Ini adalah contoh yang sangat baik bagaimana pemain industri dapat bersatu untuk memaksimalkan potensi SAF, meningkatkan produksi dan penggunaan," tegas Pratheepan Kanuragaran.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :