Berita / Sumatera /
DPRD Sesalkan Masih Ada PKS di Bengkulu Beli Sawit Petani Dibawah Harga Ketetapan
Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Usin Abdisyah Putra Sembiring.
Bengkulu, elaeis.co - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bengkulu menyesalkan masih ada Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Bengkulu yang membeli TBS kelapa sawit milik petani dibawah harga yang telah ditetapkan sebesar Rp 2.253 per kilogram. Oleh sebab itu, dirinya meminta agar petani sawit menjual TBS kelapa sawit ke PKS yang mampu membelinya TBS dengan harga yang jauh lebih tinggi.
Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Usin Abdisyah Putra Sembiring mengatakan, kalau masih ada PKS di Bengkulu yang membeli TBS kelapa sawit dibawah harga beli yang ditetapkan maka lebih baik ditinggalkan. Jangan jual TBS kelapa sawit kepada PKS tersebut. Sebab PKS tidak memiliki itikad baik kepada Petani sawit di Bengkulu.
"Kalau ada PKS yang membeli TBS kelapa sawit dibawah harga ketetapan lebih baik jual ke PKS lain, karena masih banyak PKS lain yang mau membeli dengan harga lebih tinggi dari harga ketetapan," kata Usin, Jumat 16 Februari 2024.
Selain itu, Usin mengatakan, dirinya saat ini terus menyoroti rendahnya harga TBS kelapa sawit petani swadaya atau non mitra di Provinsi Bengkulu. Bahkan, jika dibandingkan harga TBS kelapa sawit petani swadaya di Provinsi lain di Sumatera, harga TBS di sini sangatlah rendah.
"Karena yang bermasalah ini adalah harga kelapa sawit dari petani swadaya atau non mitra, kalau petani mitra sebenarnya harga mereka aman-aman saja," ujar Usin.
Ia menyebutkan, berdasarkan data yang dihimpun di lapangan, TBS kelap sawit petani non mitra di Bengkulu dibeli oleh perusahaan sebesar Rp 2.000 per kilogram. Hal tersebut tentu saja berbanding terbalik dengan harga TBS petani mitra yang rata-rata diatas Rp 2.350 per kilogramnya.
"Tetapi terkadang ada hal lain yang membuat harga TBS petani swadaya ini rendah, salah satunya mereka menjual kelapa sawit kepada pihak ketiga sehingga harganya berkurang atau menjadi turun," katanya.
Usin menambahkan, kondisi diperparah lagi dengan sejumlah pabrik kelapa sawit di Bengkulu yang terkadang menolak menerima TBS petani swadaya karena kondisi gudang dan tempat penampungan sudah penuh.
"Memang ada juga PKS yang tidak menerima sawit dengan alasan sudah penuh pasokannya," ujarnya.
Usin mendorong, petani kelapa sawit swadaya di daerah itu untuk membentuk kelompok tani dan bermitra atau bergabung dengan perusahaan pabrik kelapa sawit, sehingga ada pembinaan dan TBS dibeli dengan harga sesuai ketentuan.
"Selain itu petani juga kami minta mengurus legalitas perkebunan seperti tidak berada dalam kawasan hutan lindung, hutan produksi, sertifikat bibit dan lain-lain, karena pabrik kelapa sawit beli barang mereka ingin tahu legalitas buahnya sehingga rantainya memang cukup panjang," tutupnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, M Rizon mengaku, PKS yang membeli TBS kelapa sawit dengan harga rendah rata-rata tidak memiliki kebun. Oleh sebab itu, dirinya meminta petani agar menjual TBS kelapa sawit ke PKS yang memiliki kebun sendiri.
"Inilah masalah kita, kadang PKS yang tidak punya kebun semena-mena dan membeli TBS kelapa sawit milik petani dengan harga rendah. Solusinya ya cuma satu jangan jual TBS kelapa sawit ke mereka, jual lah TBS kelapa sawit ke PKS yang punya kebun saja," pungkasnya.







Komentar Via Facebook :