Berita / Nusantara /
Dosen UPI dan ITB Kolaborasi dengan University Leeds Teliti Keberlanjutan Industri Minyak Sawit
Pabrik pengolahan di tengah perkebunan kelapa sawit di Kalbar. Foto: Gapki Kalbar
Jakarta, elaeis.co - Dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Annisa Joviani Astari PhD, melakukan kolaborasi riset bersama Profesor Jon Lovett dari School of Geography, University of Leeds, Inggris, dan Dr Meditya Wasesa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) terkait perkembangan regulasi keberlanjutan dalam industri minyak sawit di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana kebijakan yang efektif dapat diterapkan guna menciptakan industri yang lebih ramah lingkungan dan adil.
Produksi minyak sawit yang tidak berkelanjutan selama ini dikaitkan dengan berbagai masalah lingkungan dan sosial, seperti deforestasi, hilangnya habitat satwa liar, serta kondisi kerja yang tidak adil. Sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan keberlanjutan lingkungan. Kolaborasi penelitian ini menghasilkan sebuah artikel berjudul ‘Sustainable Pathways in Indonesia’s Palm Oil Industry through Historical Institutionalism’ yang diterbitkan dalam World Development Sustainability.
Hasil riset mengungkap bahwa kombinasi tekanan pasar, kebijakan iklim, dan peran organisasi non-pemerintah (NGO) telah mempengaruhi kebijakan keberlanjutan di sektor ini. Para peneliti menyoroti inisiatif Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO), sebuah sertifikasi wajib yang menetapkan standar keberlanjutan bagi produsen minyak sawit. Studi yang dilakukan juga menemukan bahwa peningkatan regulasi keberlanjutan dalam industri minyak sawit di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Profesor Lovett menekankan pentingnya pendekatan kolaboratif dalam mencapai keseimbangan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. “Minyak sawit merupakan sektor penting bagi perekonomian Indonesia. Untuk mencapai keberlanjutan, diperlukan kerja sama antara pemerintah, industri, dan organisasi masyarakat,” jelasnya dalam keterangan tertulis Humas UPI dikutip elaeis.co Kamis (20/2).
Peran NGO, seperti Orangutan Land Trust, sebuah organisasi nirlaba di Inggris yang bertujuan melestarikan orangutan di alam liar dalam mengembangkan kerangka kerja keberlanjutan serta meningkatkan kesadaran publik, juga sangat berpengaruh. Selain itu, tekanan pasar dari konsumen global mendorong produsen untuk mengadopsi praktik ramah lingkungan. Organisasi seperti Sustainable Palm Oil Choice juga turut berkontribusi dalam mengarahkan industri menuju praktik yang lebih berkelanjutan.
Indonesia juga berkomitmen terhadap target mitigasi perubahan iklim, termasuk pengurangan emisi gas rumah kaca. Kebijakan ini berimbas langsung pada industri minyak sawit, yang semakin diarahkan untuk menerapkan standar lingkungan yang lebih ketat.
Annisa menambahkan bahwa meskipun masih ada tantangan, pergeseran menuju keberlanjutan sudah mulai terlihat. “Sektor minyak sawit di Indonesia masih menghadapi tantangan besar, terutama dalam aspek lingkungan. Namun, perubahan bertahap sedang terjadi, dan ini bisa menjadi dasar yang kuat untuk membangun industri yang lebih berkelanjutan,” ungkapnya.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan menunjukkan jalur dalam menciptakan kebijakan keberlanjutan di sektor minyak sawit, yang dapat bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat di seluruh dunia.







Komentar Via Facebook :