https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Disparitas Harga CPO Tembus Rp6.400, Anggaran Biodiesel Ditambah

Disparitas Harga CPO Tembus Rp6.400, Anggaran Biodiesel Ditambah

Biodiesel berbahan baku sawit. foto: Kemen ESDM


Jakarta, elaeis.co - Disparitas harga antara minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) dengan solar sebagai bahan baku biodiesel melonjak. Hal ini mendorong Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) melakukan penyesuaian alokasi dana subsidi biodiesel.

Harga CPO yang terus melonjak bahkan mencapai selisih hingga Rp6.400 per liter dibandingkan solar, menjadi tantangan besar dalam menjaga keberlanjutan program mandatori biodiesel nasional.

Hal ini menjadi salah satu fokus utama dalam Rapat Koordinasi yang digelar di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (23/7). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa isu anggaran menjadi pembahasan krusial, di tengah kebutuhan akan efisiensi dan optimalisasi dana sawit.

“BPDP tadi sudah terkait dengan anggaran. Itu yang jadi pokok pembahasan, termasuk usulan dari Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri untuk mendukung penelitian dan pengembangan sawit,” jelas Airlangga.

Disparitas harga yang tinggi tersebut disoroti juga oleh Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi. Menurutnya, selisih harga yang sempat menyentuh Rp6.400 per liter sangat berpengaruh terhadap biaya produksi biodiesel.

"Disparitas harga CPO dengan solar saat ini sampai Rp5.400, bahkan bulan lalu sempat tembus Rp6.400. Karena itu, dibutuhkan tambahan anggaran yang akan dialokasikan dari BPDP,” ungkap Eniya.

Meski ada kebutuhan anggaran tambahan, Direktur Utama BPDP Eddy Abdurrachman memastikan bahwa dana yang tersedia masih mencukupi. 

BPDP tetap mampu mengakomodasi kebutuhan tambahan untuk mendukung kelancaran produksi biodiesel tanpa harus memangkas program strategis lainnya.

“Masih matching, dan program lain tetap kita pertahankan. Kebetulan ketersediaan dana masih memenuhi kebutuhan ini,” ujar Eddy.

Revisi anggaran oleh BPDP ini menjadi langkah strategis untuk memastikan bahwa program mandatori biodiesel, yang menjadi bagian dari kebijakan energi terbarukan nasional, tetap berjalan sesuai target. 

Apalagi, biodiesel telah menjadi bagian penting dalam menekan ketergantungan pada energi fosil serta mendukung transisi energi hijau di Indonesia.

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :