https://www.elaeis.co

Berita / Sulawesi /

Disbun Sulbar Gelar Diskusi Bahas Hama Ulat Kantung Pemakan Daun Sawit

Disbun Sulbar Gelar Diskusi Bahas Hama Ulat Kantung Pemakan Daun Sawit

Diskusi petugas POPT membahas hama ulat kantung di Disbun Sulbar. foto: Disbun Sulbar


Mamuju, elaeis.co - Bidang Perlindungan Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) melaksanakan kegiatan rutin yaitu bedah hama dan penyakit tanaman unggulan perkebunan. Kegiatan Sesi I dilaksanakan secara hybrid (luring dan daring) dipusatkan di Ruang Bidang Perlindungan Disbun Sulbar. 

Kepala Bidang (Kabid) Perlindungan Disbun Sulbar, Hartati Pawelloi mengatakan, sebagai pengendali organisme pengganggu tumbuhan (OPT), para staf disbun harus memahami alasan penting dilakukannya kegiatan tersebut. "Tujuannya yaitu sebagai perlindungan tanaman itu sendiri, keseimbangan ekosistem, pengembangan aspek ekonomi, kesehatan, dan konservasi sumber daya," jelasnya dalam rilis Humas Pemprov Sulbar dikutip Senin (25/3).

Kadis Perkebunan Sulbar, Herdin Ismail, juga terus mengingatkan jajarannya untuk meningkatkan taraf hidup pekebun. "Salah satunya dengan cara melindungi hasil panen dari serangan OPT secara holistik dan berkelanjutan," tukasnya.

Pada sesi I ini, materi dibawakan oleh Risqan Abdillah Gali, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Tanaman Perkebunan Bidang Perlindungan Disbun Sulbar. Materi yang disampaikan adalah salah satu hama utama pada tanaman kelapa sawit, yaitu hama ulat kantung. Hama ini tergolong ke dalam hama Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit (UPDKS).

Disampaikannya, terdapat beberapa jenis ulat kantung yang sering dijumpai pada perkebunan kelapa sawit. Yaitu Mahasena corbetti, Metisa plana, Clania tertia, dan Pteroma pendula.

"Hama ini menyerang daun pada fase ulat, bentuknya yang khas dan bergantung pada bawah daun membuatnya mudah dicirikan," ucap Risqan.

Menurutnya, pengendalian hama jenis ini dapat dilakukan dengan beberapa metode. Yaitu dengan cara biologis, mekanis, dan secara kimiawi. Pengendalian dengan cara biologis dapat dilakukan dengan cara perbanyakan musuh alami dan parasitoid hama ulat kantung. Pengutipan larva dapat dilakukan sebagai pengendalian secara mekanis.

"Jika dua metode di atas belum mampu mengontrol laju hama, maka pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan cara pengaplikasian pestisida," ujarnya.

Diharapkan dengan dilaksanakannya kegiatan bedah hama dan penyakit tanaman perkebunan secara rutin tiap pekan, para petugas POPT dapat dengan jelas membedakan jenis hama apa yang menyerang melalui dari ciri-ciri fisik serta gejala serangan yang ditimbulkan.

Dengan meningkatnya pemahaman terkait penanganan serangan OPT pada tanaman perkebunan khususnya kelapa sawit, produksi menjadi meningkat dan dapat meningkatkan taraf hidup pekebun di Sulbar.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :