https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Diperkosa Mantan Saat Haid, Begini Kronologi Kasus Pembunuhan Gadis Cantik di Siak

Diperkosa Mantan Saat Haid, Begini Kronologi Kasus Pembunuhan Gadis Cantik di Siak

Kapolres Siak AKBP Gunar Rahadiyanto menggelar jumpa pers pengungkapan kasus pembunuhan disertai pemerkosaan. (Sahril/elaeis)


Siak, elaeis.co - Polres Siak di Provinsi Riau berhasil mengungkap kasus penemuan mayat yang mengegerkan warga Kecamatan Mempura pada Minggu (6/2) kemarin.

Pelaku pembunuhan itu pun sudah diamankan yang tak lain adalah mantan kekasih korban berinisial VRM (16). Korban dan pelaku SAS (16) ini merupakan warga Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak. 

Dari hasil visum yang dilakukan kepolisian terhadap jasad gadis cantik itu terungkap bahwa korban sempat diperkosa oleh pelaku.

"Iya, korban sempat diperkosa. Mereka ini sama-sama tinggal di Kecamatan Mempura. Pelaku tinggal di Kampung Benteng Hilir, sementara korban di Kampung Paluh," kata Kapolres Siak AKBP Gunar Rahadiyanto saat jumpa pers di Mapolres Siak, Senin (7/2).

Kejadian berawal saat korban chatting dengan teman pelaku bernama Aman di messenger Facebook pada Rabu (2/2). Korban waktu itu minta bantu pinjam duit ke Aman sebesar Rp500 ribu untuk membayar hutang temannya di Pekanbaru.

Ternyata, yang membalas chatting bukanlah Aman melainkan pelaku. Sebab handphone Aman saat itu dipegang oleh pelaku.

"Terjadi lah perjanjian pada hari Rabu sore. Mereka janji bertemu di simpang rumah Aman," kata Gunar.

Ternyata, saat korban sampai di lokasi pertemuan, yang dia jumpai bukan Aman, melainkan pelaku.  Namun pelaku meyakinkan korban akan meminta duit kepada ibunya.

Korban pun diajak ke rumah pelaku menggunakan sepeda motor Honda Vario milik korban. Di tengah perjalanan, pelaku berhenti dan masuk ke kebun sawit berpura-pura di pondok dalam kebun itu berjumpa dengan ibunya. Sementara korban menunggu di sepeda motor.

Tak lama setelah itu, pelaku keluar dan mengajak korban masuk kedalam kebun dengan dalih ibunya ingin berjumpa dengan korban.

"Sampai di pondok, pelaku langsung mencekik korban dari arah belakang. Setelah itu dia menidurkan korban didalam pondok dan mengikat mulut korban dengan kain yang ada di perut pelaku agar korban tidak berteriak," ujar Gunar.

Setelah korban mulai lemas, pelaku langsung menggagahinya. Padahal korban saat itu tengah menstruasi (Haid). Korban juga sempat meronta-ronta, namun tidak berdaya karena kembali dicekik oleh pelaku. 

Usai memuaskan nafsu syahwatnya, korban di tarik sekitar 20 meter dari dalam pondok. Tangan korban pun disayat menggunakan pisau yang sudah dibawa dari rumah.

"Nah, untuk menghilangkan jejak, pelaku mensayat tangan korban. Seolah-olah korban bunuh diri," kata Gunar.

Setelah itu, mayat korban dibawa ke semak-semak tak jauh dari pondok dan menutupinya dengan dahan kayu. Sementara celana korban hingga pisau pun dibuang ke parit tidak jauh dari lokasi kejadian.

"Kalau handphone dan motor korban, disembunyikannya di kebun milik warga yang tak jauh dari TKP," ujar Gunar.

Setelah itu, pelaku balik ke rumah temannya Aman dan menginap di sana. Keesokan harinya (Kamis), pelaku mengajak adik Aman ke kebun sawit dengan alasan ingin menanam bibit sawit. 

"Adik saksi Aman ini berumur 8 tahun. Pelaku mengajaknya ke kebun sawit untuk membawa cangkul. Saat itu korban meminjam motor Aman dan adiknya tadi lah yang memegang cangkul di atas motor," kata dia.

Sampai di lokasi, adik temannya itu menunggu di sepada motor dan pelaku masuk ke dalam kebun berencana menggali lubang untuk mengubur korban. 

"Saat mau menggali lubang, cangkul tiba-tiba rusak. Pelaku pun berencana meminjam cangkul petani yang ada disekitar kebun. Namun si petani itu, tidak memberikannya. Tiba-tiba saat mau kembali ke lokasi, pelaku melihat ada cangkul lain di kebun lainnya dan mengambil cangkul itu," terang Gunar. 

Tidak lama setelah itu, kira-kira baru sekitar 40 centimeter pelaku menggali lubang, ada terdengar surat teriakan meminta kembali cangkul yang dipakai pelaku.

"Pelaku pun mengembalikan cangkul itu, dan langsung mengubur mayat korban ke lubang yang hanya sekitar 40 centimeter tersebut," kata Gunar.

Minggu (6/2) siang kemarin, seorang pemanen sawit yang tak lain adalah ayah tiri pelaku berinisial HAD, berencana memanen sawit di lokasi kejadian.

Tiba-tiba, pelaku mencium bahu busuk di sela-sela batang sawit. HAD pun memanggil petani lain yang ada di sekitar kebun dan mereka pun melihat gumpalan tanah seperti kuburan di sana.

"Pas digali, terlihat lah kaki korban. Petani yang dipanggil HAD tadi pun sempat bilang bahwa ini perbuatan anak tiri HAD. Sebab, sebelumnya SAS mengambil cangkul miliknya," kata Gunar mengulangi ucapan itu.

Tanpa berpikir panjang, HAD pun langsung memberitahukan kejadian ini ke Bhabinkamtibmas Kampung Benteng Hilir. Dan tidak lama setelah itu, sekitar pukul 23.00 WIB Minggu malam kemarin, pelaku diamankan di tepi jalan daerah Kampung Benteng Hilir. 

"Dia tidak melawan saat diamankan dan mengakui perbuatannya. Upaya untuk melarikan diri keluar kota juga tidak ada. Korban merupakan mantan pacar pelaku. Mereka putus November tahun lalu. Pelaku juga pernah menikah sirih dengan wanita lain lantaran ketangkap basah oleh warga," ujar Gunar.

Kepada aparat, pelaku mengaku menghabisi nyawa korban karena takut ketahuan telah memerkosa korban. Atas perbuatannya, pelaku disangkakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman penjara paling singkat 10 tahun dan paling lama 20 tahun.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :