https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Dimediasi, Konflik Lahan Sawit Antara Dua Warga Berakhir Damai

Dimediasi, Konflik Lahan Sawit Antara Dua Warga Berakhir Damai

Situasi mediasi konflik lahan sawit di Kantor Pangulu Nagori Bandar Gamot Huta V. foto: ist.


Simalungun, elaeis.co – Konflik lahan perkebunan sawit antara Frenki Zenever Tampubolon dengan B Sirait akhirnya bisa diselesaikan dalam mediasi yang digelar di Kantor Pangulu Nagori Bandar Gamot Huta V, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Senin (22/4).

Mediasi konflik antara dua warga lokal yang dimulai pukul 11.00 WIB itu dihadiri oleh tokoh masyarakat setempat dan diawasi secara ketat oleh aparat keamanan.

Perseteruan keduanya memuncak ketika Frenki memasuki lahan sawit milik Sirait pada dini hari pukul 04.00 WIB. Frenki lalu mencongkel buah kelapa sawit menggunakan egrek yang diikatkan pada sebatang bambu yang dianggap tumbuh di tanahnya.

Aksi itu ketahuan oleh Sirait. Dia langsung mengamankan Frenki dan selanjutnya menyerahkannya ke perangkat Nagori Bandar Gamot Huta V.

Perangkat nagori pun menggelar mediasi yang dipimpin oleh Pangulu Nagori Bandar, Sabam Tindaon, serta dihadiri oleh ketua dan tokoh masyarakat setempat.

Sabam menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah secara adil tanpa harus melanjutkan ke ranah hukum. Bhabinkamtibmas yang hadir juga turut memberikan nasihat tentang pentingnya toleransi, etika, dan kemauan untuk saling memaafkan dalam kehidupan bermasyarakat.

“Kami menekankan pada kedua belah pihak untuk berpikiran jernih dan mencari solusi terbaik. Mediasi ini adalah bentuk upaya kita untuk terus menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat,” jelasnya melalui rilis Humas Polres Simalungun, kemarin.

Mediasi itu membuahkan hasil yang memuaskan, kedua pihak mencapai kesepakatan damai. Sirait memutuskan untuk tidak melanjutkan kasus ini ke ranah hukum dengan syarat Frenki membuat pernyataan tertulis bahwa dirinya tidak akan mengulangi perbuatannya.

"Kedua belah pihak sepakat untuk saling memaafkan berkat fasilitasi dialog yang konstruktif. Proses mediasi berakhir dengan kesepakatan yang memuaskan semua pihak. Upaya ini diharapkan dapat menjadi contoh positif bagi penyelesaian konflik serupa di masa depan," tukasnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :