https://www.elaeis.co

Berita / Serba-Serbi /

Dilarang Masuk ke Kebun Sawit Dasrin di Dayun, LLMB: Polisi Tak Adil!

Dilarang Masuk ke Kebun Sawit Dasrin di Dayun, LLMB: Polisi Tak Adil!

Massa LLMB Riau dihadang masuk oleh aparat kepolisian Polres Siak. Foto: Sahril


Siak, elaeis.co - Muhammad Uzer mengaku kecewa karena tidak bisa masuk ke kebun sawit Datuk Dewan Pembina Lembaga Laskar Melayu Bersatu (LLMB) Kota Pekanbaru, M Dasrin. 

Panglima Tongah LLMB Kota Pekanbaru ini bersama ratusan massa LLMB Siak dilarang polisi memasuki lokasi kebun sawit M Dasrin, di Kampung Dayun, Kabupaten Siak, Riau, Rabu (7/6).

Alasan polisi melarang massa LLMB masuk karena khawatir terjadi bentrok dengan pihak PT Duta Swakarya Indah (DSI), membikin Uzer geram.

"Kok dilarang kita masuk. Ini kan tanah kami. Pak Dasrin merupakan Datuk Pembina LLMB. Dia sudah memberikan kuasa untuk bekerjasama atas kebun sawitnya. Nah, artinya ini hak kami. Apa salahnya kami masuk ke kebun kami," kata Uzer.

Menurut Uzer, niatnya masuk ke dalam kebun bersama massa LLMB hanya untuk melihat-lihat kebun, dan silaturahmi dengan pekerja, serta makan dan Sholat Dzuhur bersama di dalam kebun. 

Namun, kata Uzer, mereka dihadang oleh aparat kepolisian Polres Siak dengan alasan khawatir terjadi bentrok dengan pihak PT DSI.

"Ini kan tanah datuk pembina kami. Punya sertifikat (SHM) dari negara. Kalaulah di tanah sendiri tak bisa masuk, sudah gawat ini," ujarnya. 

"Jika alasan aparat demi menjaga Kamtibmas, saya tidak melihat surat tugas mereka. Tadi saya sudah minta, tapi tak ada yang memperlihatkan. Jadi, siapa yang bertanggungjawab," kata dia.

Uzer mengaku kedatangan mereka ke kebun sawit milik Dasrin bukan ingin mencari keributan. Namun, ia menilai cara Polres Siak mengerahkan puluhan aparat di pintu masuk kebun tidak sesuai dengan slogan 'Polri Pelindung' masyarakat. 

"Ini siapa yang dilindungi. Masyarakat atau perusahaan. Mestinya polisi dukung kami masyarakat. Ini terkesan polisi dukung perusahaan. Padahal sudah jelas saya sampaikan, kami datang ke sini tidak mencari ribut. Kami ingin Sholat dan bersilaturahmi dengan pekerja kebun di dalam sana. Itu pun tidak bisa. Biarlah mereka yang tanggung dosanya karena kami tidak bisa Sholat Dzuhur," kata dia.

Uzer juga mengaku heran polisi tidak memperbolehkan mereka masuk ke kebun karena alasan Kamtibmas. Padahal, kata Uzer, buah sawit dari kebun Dasrin sering diambil pihak PT DSI, namun tidak ada tindakan serius dari Polres Siak.

"Pihak PT DSI bikin jembatan dari kebun mereka ke kebun Pak Dasrin. Kok tak ada tindakan. Memang pernah dirobohkan jembatan sebelumnya, tapi pihak PT DSI bikin lagi, dan tidak ada tindakan tegas. Ini namanya tidak adil. Apalagi lewat jembatan itu diambili buah sawit Pak Dasrin. Nah, ini kok tak ada tindakan. Belum lagi, hasil kebun Pak Dasrin juga tidak bisa keluar dihalangi oleh pihak PT DSI. Tapi tidak ada tindakan dari pihak kepolisian. Jadi apa kami harus percaya kalau Pak Polisi pelindung masyarakat. Konsep adil kepolisian itu dimana," terangnya. 

Belum lagi, lanjutnya, petugas pengamanan dari PT DSI disinyalir dari luar Provinsi Riau. Artinya anak 'pribumi' tidak dianggap di daerah sendiri.

"Kalau tidak benar yang saya bilang ini, buktikan. Mereka datang dari mana. Kalau hanya sekelas security misalnya, masih rame orang Siak mampu. Kenapa diambil dari luar. Mestinya, kepolisian dan pemerintah daerah ambil sikap, bantu masyarakat daerah. Ini bukan masalah kesukuan, tapi harga diri anak daerah," jelasnya. 

Kendati saat ini dihadang masuk ke kebun oleh polisi, Uzer mengaku, DPP LLMB Riau tidak akan pernah menyerah hingga titik darah penghabisa.

"Kami takkan mungkin menyerah di tanah kami. Kami tetap akan memperjuangkan ini, alas haknya jelas, matipun kami siap. Kemanapun kami siap sampai titik darah penghabisan," tegasnya.

Terkait pelarangan massa LLMB masuk ke kebun, Kabag Ops Polres Siak, Kompol N Marbun mengatakan pihaknya hanya mengamankan supaya tidak terjadi bentrok dengan pihak PT DSI.

"Intinya kami menjaga lokasi supaya tidak terjadi bentrok. Kalau perwakilan yang masuk kita kasih, kalau rame-rame kita khawatir bentrok dengan pihak PT DSI yang diduga juga berada di dalam kebun," kata N Marbun kepada wartawan di lokasi.
 

Komentar Via Facebook :