https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Dikelola Optimal, Limbah Cair Sawit Punya Nilai Ekonomi Tinggi

Dikelola Optimal, Limbah Cair Sawit Punya Nilai Ekonomi Tinggi

Limbah cair sisa pengolahan TBS di pabrik sawit. Foto: BPDP


Jakarta, elaeis.co – Sebagian masyarakat terlanjur memiliki paradigma atau mindset bahwa limbah cair Pabrik Kelapa Sawit (palm oil mill effluent/POME) sangat berbahaya. Padahal, POME berpotensi memberikan multi manfaat. Berbagai kajian menunjukkan bahwa limbah cair sawit bermanfaat untuk lingkungan, agronomi, maupun ekonomi.

“Untuk menghindari persepsi bahwa POME bersifat berbahaya, meskipun tidak mengandung unsur B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), perlu dilakukan perubahan istilah dari limbah cair menjadi air limbah,” kata Guru Besar Fakultas Kehutanan IPB University, Prof. Yanto Santosa dalam keterangannya dikutip Kamis (16/4).

Menurutnya, manfaat POME begitu besar bagi perekonomian. POME terproses memiliki berbagai kandungan hara yang dapat dijadikan sebagai nutrisi organik bagi tanaman kelapa sawit melalui land application (LA). LA sendiri merupakan salah satu teknik pengelolaan limbah cair pabrik kelapa sawit (PKS) dengan cara mengalirkan limbah cair melalui sistem parit ke kebun.

“Keuntungan agronomis, berdasarkan kajian data dari 15 PKS, sebanyak 80% mengalami peningkatan produksi tandan buah segar (TBS) pada lahan yang diaplikasikan POME dibandingkan dengan lahan yang tidak diaplikasikan, sedangkan 20% tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan,” ungkapnya.

POME juga terbentuk dari senyawa-senyawa karbon yang dapat berpotensi dijadikan sebagai sumber bahan bakar terbarukan bagi kendaraan maupun pembangkit tenaga listrik. Selain itu, pemanfaatan POME melalui sistem methane capture atau biodigester dapat mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

“Meskipun investasi awal pada teknologi methane capture dan biodigester cukup tinggi, keuntungan yang diperoleh dari penggantian BBM untuk boiler dan penjualan cangkang kelapa sawit memberikan nilai ekonomi yang signifikan,” jelasnya. 

Methane capture merupakan teknologi yang digunakan untuk menangkap gas metana dari limbah sawit. Adapun biodigester adalah alat yang digunakan untuk mengubah limbah organik menjadi biogas. Karena itu, dengan adanya land application, dapat menguntungkan secara ekonomi dalam penghematan pupuk sekitar Rp 57 miliar per tahun per PKS. Nilai ini menunjukkan potensi besar dalam efisiensi biaya produksi melalui pengelolaan limbah cair yang berkelanjutan. 

Beberapa alternatif dari pemanfaatan POME lainnya misalnya dengan pengolahan berbasis alam dengan kombinasi POME dan lalat Black Soldier Fly (BSF) dalam jangka panjang dapat menghasilkan produk bioplastik. Selain itu, diperlukan kajian lebih lanjut mengenai Palm Acid Oil (PAO), salah satu produk turunan POME yang memiliki berbagai manfaat.

Hanya saja, saat ini terdapat berbagai kelemahan dalam penanganan POME dari aspek teknis. Diantaranya, pembangunan kolam IPAL masih banyak ditemukan bersifat tidak permanen (tidak menggunakan konstruksi beton) sehingga dikhawatirkan akan terjadinya kebocoran.

“Patut diduga masih terdapat beberapa perusahaan yang kurang disiplin dalam pelaksanaan aplikasi POME di lapangan sehingga terindikasi adanya kebocoran/limpasan air limbah yang menyebabkan pencemaran lingkungan,” tukasnya.

Yanto menambahkan bahwa koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam pengawasan industri sawit yang selama ini minim perlu ditingkatkan. “Investasi terhadap teknologi pengelolaan POME tergolong mahal sehingga diperlukan adanya sistem insentif yang berkelanjutan agar pengelolaan POME dapat optimal,” pungkasnya.

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :