https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Dijatah 21.000 Hektare, Target PSR Tahun ini Terasa Berat

Dijatah 21.000 Hektare, Target PSR Tahun ini Terasa Berat

Kebun petani swadaya di Jambi diremajakan lewat program PSR. Foto: Febri/elaeis.co


Jambi, elaeis.co - Tahun 2022 akan jadi tahun yang berat bagi Dinas Perkebunan dan Peternakan (disbunnak) Provinsi Jambi. Bagaimana tidak, Disbunnak ditarget untuk merealisasikan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) seluas 21.000 hektare.

Harga sawit yang terus menanjak saat ini menjadi tantangan tersendiri, sebab petani menjadi enggan meremajakan sawitnya.

"Kita tahun ini diberi target peremajaan seluas 21.000 hektare yang menyebar di 7 kabupaten," kata Kabid Pengembangan dan Penyuluhan Disbunak Provinsi Jambi, Pancapria, kepada elaeis.co.

Sebelumnya PSR menyasar 8 kabupaten di Jambi. Tahun ini target PSR tidak lagi mengikutsertakan wilayah Kabupaten Tanjungjabung Timur.

“Saya kira tidak ada masalah, kebijakan dari Bupati Tanjungjabung Timur adalah mengembangkan komoditas kelapa dan kopi,” ungkapnya.

Dia sendiri menilai harga sawit yang sedang melambung tinggi hingga Rp 3.400/kkg menjadi penyebab realisasi target dari pemerintah pusat tersebut terasa cukup berat.

"Kalau angkanya lumayan. Dikalikan saja 21.000 hektare dengan Rp 30 juta, itu kalau target. Nanti berapa yang terealisasi, ini yang berat memperjuangkannya. Kenapa? Harga sawit mahal," paparnya.

Panca juga mengungkap berbagai persoalan yang sudah sering ditemui di lapangan oleh pihaknya, diantaranya sawit yang telah berusia lebih 25 tahun masih tetap dipaksakan berproduksi oleh masyarakat meskipun hasilnya sudah sangat menurun.

"Kalau petaninya salah menggunakan bibit, dia hanya dapat sekitar 800 kilo per hektar. Pertanyaannya, apakah ini akan terus dipertahankan?" ujarnya.

Untuk mengatasinya, katanya, pemerintah akan terus memberi pemahaman kepada petani terkait kerugian jika kebunnya tidak memenuhi standar teknis dan umur tanaman terus menurun.

"Potensi sawit begitu luar biasa. Kemarin saya lihat dari sawit bisa dijadikan gula. Artinya industri sawit ke depan semakin cerah. Ada bensin sawit, ada gula, turunan dari sawit luar biasa. Kemungkinan turun harga menjadi kecil, karena industri turunannya sangat banyak," katanya.

"Sekarang bagaimana kita merubah perilaku petani, jangan bertahan tidak mau melakukan peremajaan. Itulah fungsi penyuluh kami untuk merubah mindset petani," tutupnya. 


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :