https://www.elaeis.co

Berita / Serba-Serbi /

Diduga Putus Asa Usai Tertimpa Buah Sawit, Buruh Panen Akhiri Hidup dengan Cara ini

Diduga Putus Asa Usai Tertimpa Buah Sawit, Buruh Panen Akhiri Hidup dengan Cara ini

Buruh panen sawit ditemukan tak bernyawa di kamar mandi rumahnya. foto: Humas Polres Kampar


Bangkinang, elaeis.co - Sanah Harita, seorang warga Desa Danau Lancang, Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, nekat mengakhiri hidup menggunakan sebilah pisau. Pria berusia 40 tahun itu ditemukan tak bernyawa di dalam kamar mandi rumahnya.

Korban sehari-harinya bekerja sebagi buruh panen sawit di PT Bumi Sawit Perkasa (BSP). “Ia ditemukan sudah meninggal dunia, kondisinya terlentang dan kaku,” ungkap Kapolsek Tapung Hulu AKP Well Etria dalam rilis Humas Polres Kampar dikutip Kamis (7/3).

Sebelum ditemukan meninggal, sekira jam 07.15 WIB korban berangkat dari rumahnya ke kantor Afdeling IV PT BSP Rayon B dengan tujuan mengurus perobatannya ke klinik kebun. Pundak kirinya tertimpa buah kelapa sawit pada Senin (26/2) dan tak kunjung sembuh.

“Korban pulang ke rumahnya setelah dari kantor Afdeling IV, namun korban belum sanggup melaksanakan tugas sebagai pemanen buah kelapa sawit,” terang Kapolsek.

Selanjutnya istri korban Senihati (39) dan adiknya Ukiran (38) pergi memanen buah kelapa sawit di Afdeling IV menggantikan posisi korban yang sedang sakit. Harita tinggal di rumah sendirian.

Setelah selesai bekerja menggantikan posisi korban memanen buah kelapa sawit, sampai di rumah Ukiran membuka pintu dan tidak menemukan korban. Dicari ke rumah tetangga, juga tidak ditemukan.

Istri korban melihat ada selembar kertas di lantai ruang tengah dan merasa curiga. Isinya “BUNUH DIRI NONO MIBE NONONOGU SIKOLA TENA NIHA SEEJIBUNU JAO YOO SANOSA” (jangan menduga-duga saya bunuh diri jaga anak saya).

"Lalu Senihati memeriksa ke dalam kamar, ternyata tidak ditemukan juga. Akhirnya korban ditemukan di dalam toilet dalam keadaan terlentang di lantai dengan kondisi sudah meninggal dan di dadanya tertancap pisau,” kata Etria.

Kemudian istri korban teriak, adik dan tetangganya datang dan melihat korban sudah tidak bernyawa. Setelah itu, pihak perusahaan melaporkan kejadian ke Polsek Tapung Hulu. "Kami langsung memerintahkan Kanit Reskrim Iptu Hermoliza melakukan olah TKP bersama Kanit Identifikasi Polres Kampar,” ujarnya.

Selanjutnya, pihak keluarga menolak dilakukan otopsi ataupun Visum Et Repertum ke Rumah Sakit Bhayangkara Pekanbaru dengan membuat Surat Pernyataan Penolakan.

“Alasannya, pihak keluarga menerima kematian korban tersebut serta sudah mengikhlaskan kematiannya. Keluarga ingin korban secepatnya dibawa ke kampung halaman di Desa Hilifalago, Kecamatan Ololalu, Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara, untuk dikebumikan," tutupnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :