Berita / Sumatera /
Dibantu Perusahaan Jalani PSR, Puluhan Petani Menanti Panen Perdana
Ilham Sitorus (topi putih), bersama tim asistensi PT BSP meninjau lahan sawit milik petani yang akan ikut program PSR. Foto: dokumentasi pribadi
Kisaran, elaeis.co -�Ilham Sitorus dan puluhan petani sawit swadaya yang bergabung di gabungan kelompok tani (Gapoktan) Sinar Lestari, Kecamatan Buntu Pane, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, bahagia bukan main karena banyak dibantu oleh perusahaan sawit setempat dalam pelaksanaan program peremajaan sawit rakyat (PSR).
"Kami banyak dibantu oleh pihak Bakrie dalam pelaksanaan PSR yang telah kami jalani sejak tahun 2020 lalu. Kami diajari bagaimana mengumpulkan dokumen yang legal dan melakukan banyak hal terkait cara budidaya kelapa sawit yang baik agar PSR yang kami jalani bisa berjalan baik," kata Ilham kepada elaeis.co, Selasa (5/4/2022).
Pihak Bakrie yang dia maksud adalah PT Bakrie Sumatera Plantations (BSP), salah satu raksasa sawit nasional yang memiliki perkebunan sawit di Kabupaten Asahan.
Para petani juga dibantu untuk pembelian bibit sawit siap tanam produksi ASD-Bakrie, salah satu anak usaha PT BSP, yakni Themba dan Springs usia 10-12 bulan.
"Sampai-sampai sejumlah asisten dari PT BSP terjun langsung ke kebun sawit kami untuk mendidik kami, menjelaskan mana yang bisa dilakukan mana yang tidak bisa dilakukan petani, berdasarkan aturan yang ada dan sesuai budidaya sawit yang baik," kata Ilham.
Kata dia, kebun sawit mereka yang sudah mengikuti PSR seluas 132,30 hektare (ha) dan menyusul pengajuan tahun ini sebanyak 70 ha yang diharapkan bisa direalisasikan pada tahun 2023.
Karena itu tidak heran kalau 45 petani sawit swadaya yang berasal dari sembilan desa dan tergabung dalam Gapoktan Sinar Lestari itu sukses menjalani program PSR di tahun 2021 hasil pengajuan tahun 2020.�
Kata dia, kebun sawit mereka yang sudah mengikuti PSR seluas 132,30 hektar (ha) dan menyusul pengajuan tahun ini sebanyak 70 ha. Saat ini mereka sedang menunggu panen perdana tanaman sawit yang ditanam di tahun 2021.
"Sudah ada 4.290 batang sawit yang buahnya sudah kategori buah dompet atau buah pasir, terutama dari bibit siap tanam yang usia 12 bulan. Tinggal tunggu beberapa bulan lagi sudah panen perdana itu," kata Ilham.
Menariknya, kata Ilham, para petani tidak diwajibkan untuk menjual hasil panen TBS ke pabrik kelapa sawit (PKS) milik BSP. Mereka dibebaskan mau jual TBS ke mana saja.
Pihak BSP, kata Ilham, sudah memberikan saran agar kelak kalau panen TBS dijual ke pihak yang bersedia memberikan harga yang lebih tinggi dibandingkan yang lain.
"Sebab bibit sawit kami kan berkualitas, dari balai benih yang tersertifikasi. Karena itu kami diminta tidak menjual sembarangan melainkan menjual TBS terbaik ke PKS yang memberikan harga terbaik," kata Ilham.
Ia mengungkapkan, di Kecamatan Buntu Pane hanya ada dua PKS. Satu milik perusahaan BUMN perkebunan dan satu lagi milik PT BSP.
"Yang lainnya adalah gudang ram, ada tujuh di Kecamatan Buntu Pane. PKS milik perusahaan lainnya ada di kecamatan sebelah," katanya.�
�







Komentar Via Facebook :