Berita / Nusantara /
Dianggap Tak Berharga, Petani Tebang Sawit
Sawit di kebun Unang ditebang karena dia kecewa harganya sangat murah. Foto: Hamdan/elaeis.co
Rengat, elaeis.co - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di tingkat pengepul di Desa Rawa Bangun, Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Provinsi Riau, hanya Rp 400/kg. Petani kecewa berat dan meluapkan kekesalannya dengan cara menebang pohon sawit yang masih produktif.
Unang termasuk petani di desa itu yang menebang sawit karena hasilnya dianggap tak bisa lagi diandalkan untuk menopang biaya hidup. Apalagi untuk perawatan kebun karena harga pupuk makin membubung.
"Niatnya kebun sawit saya seluas 10 hektare akan ditumbang semua, yang sudah selesai penumbangan baru setengah hektare. Pengerjaannya sejak Senin (18/7) kemarin," katanya kepada elaeis.co, Selasa (19/7).
Menurut pria 62 tahun ini, pohon yang ditumbangkan pasti sudah lebih banyak lagi andai tidak dihalang-halangi istrinya.
"Saya mau pulang kampung ke Pulau Jawa dengan membawa semua keluarganya setelah semua saya tebang. Tapi istri terus melarang, jadi yang telah ditumbang itu baru sekitar 70 pohon sawit umur tanam 6 tahun dengan kondisi masih produksi," bebernya.
Dia merinci, sejak harga TBS terjun bebas, pendapatan dari hasil penjualan sawit hanya Rp 5 juta setiap panen. Itu tentu tak menutupi cicilan bank sebesar Rp 4,5 juta/bulan, biaya pendidikan sekolah anak, kebutuhan dapur, serta hak kebun yang harus dikeluarkan.
"Ke mana kami petani sawit swadaya kelas recehan ini harus mengadu? Pemerintah belum benar-benar memberikan solusi," tandasnya.







Komentar Via Facebook :