Berita / Sumatera /
Di Bengkulu, Petani Sawit yang Banyak Ajukan KUR
Kepala Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu, Syarwan.
Bengkulu, elaeis.co - Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Bengkulu mencatat hingga Juli 2022, jumlah petani kelapa sawit yang mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai 23.949 debitur.
Jumlah ini pun lebih banyak dibandingkan dengan pedagang eceran dan besar yang hanya mencapai 19.132 debitur.
Bahkan Kepala Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu, Syarwan SE membenarkan bahwa petani kelapa sawit di Bengkulu mendominasi pengajuan KUR ke bank.
Hal ini membuktikan bahwa petani kelapa sawit cukup banyak membutuhkan dana untuk kegiatan investasi lahan perkebunan.
"Mungkin banyak yang investasi ke kebun, makanya banyak petani sawit di daerah yang mengajukan KUR ke bank," kata Syarwan, kemarin.
Menurut Syarwan, kebanyakan masyarakat berinvestasi ke perkebunan sawit karena yakin sektor ini akan memberikan keuntungan besar. Apalagi, petani di daerah optimis harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit akan kembali menyentuh Rp3.000/kg
"Jadi karena mereka yakin harga TBS akan naik, maka berbondong-bondong investasi ke sektor perkebunan sawit," tuturnya.
Selain itu, menurut Syarwan, masyarakat yakin berinvestasi di sektor perkebunan sawit karena lebih terjamin bisa menutupi pinjaman kredit ke bank dari pada sektor lain.
"Kalau harga TBS sawit naik, maka pendapatan petani kelapa sawit juga naik, ini tentu saja bisa menutup seluruh pinjaman yang telah dilakukan oleh petani di bank," kata dia.
Lebih lagi, bunga dari pinjaman KUR juga relatif rendah dan tidak memberatkan petani sawit. Bahkan bunga KUR saat ini hanya dipatok sebesar 6 persen per tahun atau 0,2 persen perbulannya.
"Bunga KUR yang rendah juga menjadi salah satu penyebab petani mau mengajukan pinjaman ke bank," ujarnya.







Komentar Via Facebook :