Berita / Sumatera /
Dengan Integrasi Sawit-Sapi, Tidak Ada Limbah yang Terbuang
Peternakan sapi milik Iwan di Kumpeh Ulu. foto: Bapeltan Jambi
Jambi, elaeis.co - Kementerian Pertanian melalui Unit Pelaksana Teknis Bapeltan Jambi menyelenggarakan pelatihan pemeliharaan sapi. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi peserta mengenai pemeliharaan ternak sapi, baik dari segi perawatan, pakan, hingga dari sisi kesehatan ternak, sehingga bisa mendukung peningkatan populasi sapi potong.
Dalam pelatihan ini, peserta tidak hanya mendapatkan materi di kelas tetapi juga melihat langsung kegiatan pemeliharaan ternak sapi yang dikelola oleh peternak sukses di Provinsi Jambi. Tim dari Bapeltan Jambi telah menelusuri dan memilih salah satu peternakan sapi yang berada di Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, untuk dijadikan sebagai tempat praktek lapang.
Peternakan sapi ini dikelola oleh Iwan. Peternak lokal ini memelihara 30 ekor sapi jenis lokal, simental, brangus, dan limosin.
Di peternakan ini telah diterapkan inovasi teknologi dalam peningkatan produktivitas ternak melalui Inseminasi Buatan (IB). "Kami telah bermitra dengan rumah pemotongan hewan (RPH) dalam pemasaran ternak dan dipasarkan pada saat peringatan hari-hari besar nasional dan keagamaan," kata Iwan.
Menurutnya, ternaknya diberi pakan tambahan buatan sendiri dari ampas tahu yang dicampur dengan dedak dan garam. "Limbah berupa kotoran dan kencing ternak kami olah menjadi kompos dan dipakai sebagai pupuk sawit," ungkapnya.
Untuk memperkuat materi pelatihan integrasi sapi-sawit, Bapeltan Jambi mengundang dosen Universitas Jambi yang kompoten di bidangnya, Prof Dr Dompak MT Napitupulu, sebagai narasumber.
Menurut Dompak, dalam pelaksanaan peningkatan populasi sapi potong, kendala yang sering dihadapi peternak salah satunya adalah minimnya ketersediaan pakan berkualitas. Inilah keunggulan pengembangan sistem integrasi sapi-sawit.
Dia melanjutkan, faktor sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu kunci keberhasilan pengelolaan peternakan terintegrasi, khususnya dalam hal pemanfaatan limbah peternakan. Limbah peternakan yang dimanfaatkan dengan benar akan mendatangkan nilai ekonomi sehingga berkontribusi bagi perekonomian perdesaan.
“Peternakan terintegrasi merupakan solusi yang tepat. Selain untuk menurunkan dampak negatif limbah, sekaligus juga dapat meningkatkan nilai tambah produk olahan limbah dan pastinya dapat meningkatkan pendapatan petani,” jelasnya.
Dia menambahkan, peternakan terintegrasi adalah sistem yang tepat karena tidak ada limbah yang terbuang. Semua bermanfaat guna peningkatan pendapatan petani. "Contohnya dalam usaha penggemukan sapi. Daging, kulit, serta urin sapi dimanfaatkan untuk pupuk cair sehingga pasti menunjang untuk kegiatan usaha pertanian," paparnya.







Komentar Via Facebook :