Berita / Sumatera /
Dengan ‘Brondol Sawit’, PBS Digandeng Atasi Kemiskinan dan Stunting di Pasbar
Bupati Pasbar H. Yulianto serahkan bantuan dari sejumlah perusahaan sawit kepada warga penerima manfaat. Foto: ist.
Simpang Empat, elaeis.co - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat (Pemkab Pasbar), Sumatera Barat, menggandeng berbagai pihak untuk menuntaskan persoalan kemiskinan dan stunting. Salah satunya pihak perusahaan besar swasta (PBS) perkebunan kelapa sawit.
Kerja sama ini dilaksanakan dengan penyaluran dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari sejumlah perusahaan sawit dengan nilai total Rp304,950 juta. Penyerahan bantuan itu dilakukan usai upacara peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di halaman kantor Bupati Pasbar, Minggu (17/8).
Acara dipimpin langsung oleh Bupati Pasbar H. Yulianto yang didampingi Wakil Bupati M. Ilhami, unsur Forkopimda, Sekda Doddy San Ismail, serta Plt. Kepala Bappelitbangda Ikhwanri.
CSR yang terkumpul tersebut disalurkan kepada 10 keluarga penerima manfaat yang sudah masuk dalam data P3KE (Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem) dari Kemenko PMK dan telah melalui verifikasi pemerintah kecamatan.
“Kolaborasi bersama perusahaan sawit ini merupakan bentuk kepedulian dunia usaha dalam mendukung pemerintah daerah menekan angka kemiskinan dan stunting. Kita salurkan langsung kepada keluarga penerima manfaat agar tepat sasaran,” jels Yulianto dalam keterangan resmi Pemkab Pasbar dikutip Selasa (19/8).
Adapun perusahaan yang menyerahkan CSR tersebut diantaranya PT. BPP dengan CSR sejumlah Rp 100.200.000,- yang diserahkan oleh Rispanda Putra (Litigation dan Goverment Relation). Kemudian Wilmar Group dengan CSR sejumlah 75.750.000,- diserahkan oleh Herman Jufri (pimpinan PT. PMJ), Marihot Sitompul (pimpinan PT. PHP), M. Padhixardiansyah (Pimpinan PT. GMP), dan Fery Febrian (CSR Region Agam).
Selanjutnya PT. GSA menyerahkan CSR sejumlah Rp 43.000, PT. BSS sejumlah Rp 43.000.000,- dan PT. USM sejumlah RP 43.000.000,- penyerahan tersebut diwakili oleh David Fernanda (Manajer PT BSS).
Sementara itu, keluarga penerima manfaat berasal dari berbagai kecamatan. Mereka antara lain Suhendar-Emi Wahyuni dari Pematang Panjang Koto Balingka, Ilyas-Suci Ramadani dari Bukit Malintang Sungai Aur, Gusnaldi-Akhzan Al Rasid dari Pasar Baru Sungai Beremas, Zulkifli-Syamsidar dari Bayur Kabung Kinali, dan Serly–Irfan Irwansyah dari Tanjung Pangkal Pasaman.
Penerima lainnya adalah Uyung–Anita dari Jorong Pondok Sasak Ranah Pasisie, Muhammadis-Sri Handayani dari Bancah Rambai Kinali, Deni Candra Harahap-Reni Riski Amelia dari Jorong Simpang Koto Balingka, Anggie Prayoga-Nila Asdewi dari Jorong Simpang Koto Balingka, serta Uwardi Candra-Hafizul Furqon dari Kampung Alang Gunung Tuleh.
Plt. Kepala Bappelitbangda Pasbar, Ikhwanri, menambahkan bahwa pelibatan perusahaan sawit dalam penanganan masalah sosial ini merupakan bagian dari inovasi daerah yang dinamakan Brondol Sawit, singkatan dari Berkolaborasi Kendalikan dan Nolkan Stunting melalui Intervensi Sensitif Terpadu.
“Inovasi ini kita rancang sebagai strategi percepatan pencapaian target penurunan angka kemiskinan dan stunting. Dengan keterlibatan dunia usaha, target akan lebih cepat terealisasi,” jelasnya.
Berdasarkan data, angka kemiskinan di Pasbar pada akhir tahun 2024 berada di posisi 7% atau sekitar 34.600 jiwa. “Target tahun 2025, Pemkab berupaya menurunkannya menjadi 5,75%. Untuk kemiskinan ekstrem yang sebelumnya 0,70% atau sekitar 3.410 jiwa, ditargetkan bisa ditekan hingga 0% di akhir 2025,” sebutnya.
Sementara itu, prevalensi stunting di Pasbar pada akhir 2024 tercatat masih tinggi, yakni 26,6%. Namun Pemkab optimistis bisa menurunkannya secara signifikan hingga mencapai 13,5% pada tahun 2025.
“Kita tidak hanya mengandalkan CSR dari perusahaan sawit, tetapi juga menggandeng perbankan, Baznas, tokoh agama, tokoh adat, hingga Tanoto Foundation. Semua pihak harus bergerak bersama agar target bisa tercapai,” tukasnya.
Pemkab Pasbar berharap pola kolaborasi ini dapat terus berlanjut, sehingga masalah kemiskinan dan stunting bisa diatasi secara menyeluruh.
Dengan keterlibatan multi pihak, pemerintah optimis Pasbar mampu keluar dari masalah sosial tersebut dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.







Komentar Via Facebook :