Berita / Nusantara /
Demi Pemasukan Negara, Pemerintah Jangan Korbankan Petani Sawit
Ilustrasi/petani kelapa sawit. (Dok Elaeis)
Jakarta, elaeis.co - Pemerintah berencana akan menaikan pungutan Bea Keluar (BK) ekspor CPO pada November 2022 ini. Rencana tersebut saat ini tengah menunggu keputusan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Dimana kenaikan ini disesuaikan dengan harga CPO yang terus mengalami kenaikan belakangan ini. Nantinya keputusan kenaikan BK tersebut akan diambil dari rapat koordinasi oleh pihak-pihak terkait.
Sekretaris DPW APKASINDO Sumsel, M Yunus mengatakan, jika pemerintah tetap menaikan BK tersebut maka besar kemungkinan akan berdampak negatif terhadap harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit petani. Sebab BK menjadi salah satu komponen untuk menentukan indeks K.
"Itu kan pajak, tentu segala macam pajak adalah potongan dan masuk dalam cost. Jadi akan berdampak pada harga TBS," kata Yunus kepada elaeis.co, Senin (31/10).
Menurut Yunus, sebaiknya pemerintah menunda kenaikan BK tersebut, dan lebih baik mencari sumber pemasukan negara dari sisi lain. Seperti dari perusahaan besar yang memiliki pelabuhan sendiri untuk mengekspor produksinya.
"Sebetulnya ada pajak-pajak perusahaan yang memiliki pelabuhan sendiri. Nah, saat ini kabarnya para pengusaha disuruh melaporkan aktifitas tersebut tapi sayangnya tanpa ada pengecekan langsung oleh pemerintah. Padahal ada produk kita yang keluar. Pertanyaannya apakah produk itu lolos dari pengawasan pemerintah atau bagaimana prosesnya?," tuturnya.
Jika tidak melewati pelabuhan negara, tentu besar kemungkinan pemasukan negara juga akan berkurang. "Meskipun harga CPO naik, namun ada cara lain yang lebih smart tanpa harus membebani harga TBS petani. Misalnya dengan memaksimalkan pajak para konglong merat tadi," imbuhnya.
Sementara, dampak BK akan lebih besar lagi jika Pungutan Ekspor (PE) juga kembali ditetapkan oleh pemerintah. Sementara ini PE tengah digratiskan pemerintah hingga akhir Desember nanti.
"Harapannya ditunda kenaikan itu. Jangan membebankan itu ke harga komoditi kelapa sawit. Pulihkan dulu seharusnya. Cobalah fokus pada produk atau sektor lain yang pengawasannya masih lemah. Jadi jangan terlalu memburu hal yang seksi dari perkebunan kelapa sawit," tandasnya.







Komentar Via Facebook :