Bengkulu, elaeis.co - Jika tidak ada aral melintang, empat pabrik baru untuk mendukung sektor kelapa sawit di Kabupaten Seluma, Bengkulu, bakal dibangun.

Nilai investasinya mencapai Rp1 triliun. Keempat pabrik itu tiga di antaranya pabrik CPO, dan satu pabrik karnel.

Baca Juga: PDI Perjuangan Harap Petani Sawit Sambut Kedatangan Ganjar ke Bengkulu

Satu pabrik karnel dan satu pabrik CPO akan dibangun di Kelurahan Babatan, Kecamatan Sukaraja. Sementara dua pabrik CPO lainnya akan berdiri di Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Sukaraja, dan di Kecamatan Semidang Alas Maras.

"Empat pabrik ini sedang berprogres. Adanya pabrik-pabrik ini akan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat," kata Wakil Bupati Seluma, Gustianto, kemarin.

Baca Juga: Tiga Pabrik Sawit Ini Belum Berteman dengan Petani, Begini Kata Sekda Seluma

Gustianto menjelaskan, total keseluruhan investasi untuk membikin pabrik-pabrik itu mencapai Rp 1 triliun. Bahkan separuh dari nilai itu sudah mulai tertanam untuk pembangunan awal pabrik.

Gustianto menyebut, pembangunan pabrik-pabrik itu merupakan buah hasil dari kebijakan mempermudah investasi di Seluma.

Baca Juga: Dukung Sektor Sawit, Pemkab Seluma Bikin 100 Jalan

"Meski kita fasilitasi, prosedur yang ada harus tetap dipatuhi para investor. Kami berharap pembangunan pabrik-pabrik ini memberikan dampak positif terhadap peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat," tuturnya.

Wabup menambahkan, pembangunan pabrik-pabrik itu bukan akhir dari perjalanan investasi di Seluma. Melainkan awal dari upaya menarik lebih banyak perusahaan untuk berinvestasi di daerah tersebut.

"Koordinasi yang terjalin antara pemerintah daerah dengan investor akan terus kita jaga. Hal ini bertujuan tidak lain hanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Untuk diketahui, pembangunan pabrik CPO dan Karnel di Kelurahan Babatan sudah mencapai 70 persen. Sementara pembangunan pabrik CPO di Kelurahan Sukaraja baru mulai, dan pabrik di Kecamatan Semidang Alas Maras juga telah memulai tahap pematangan lahan atau clearing.