https://www.elaeis.co

Berita / Internasional /

Datang dari Tanzania, 3 Serangga Ajaib Ini Siap Bikin Sawit Indonesia Makin Subur

Datang dari Tanzania, 3 Serangga Ajaib Ini Siap Bikin Sawit Indonesia Makin Subur


Jakarta, elaeis.co – Tiga serangga ajaib asal Tanzania siap memperkuat produktivitas kebun sawit Indonesia. Mereka bukan hama, tapi justru pahlawan kecil yang akan membantu proses penyerbukan alami (polinasi) agar tandan buah sawit tumbuh lebih banyak dan subur.

Ketiga spesies tersebut adalah Elaeidobius camerunicus, Elaeidobius subvittatus, dan Elaeidobius plagiatus, tiga kumbang penyerbuk yang baru saja diintroduksi ke Indonesia melalui kerja sama lintas lembaga. 

Program ini dijalankan oleh Konsorsium Elaeidobius, yang terdiri dari GAPKI, Kementerian Pertanian, Badan Karantina Indonesia, PT Riset Perkebunan Nusantara, PPKS, BPDPKS, serta organisasi keilmuan seperti PIPPSI dan Perhimpunan Entomologi Indonesia.

Menurut Dr. Dwi Asmono, Ketua Bidang Riset dan Pengembangan GAPKI, introduksi ini merupakan kelanjutan dari upaya yang sudah dimulai sejak 1983, saat Indonesia pertama kali mendatangkan serangga penyerbuk sawit dari Kamerun. 

“Kali ini, proses introduksi dirancang lebih matang dan melibatkan berbagai pihak agar hasilnya optimal,” ujarnya.

Setiap spesies akan membawa 2.000 indukan, sehingga total 6.000 serangga penyerbuk akan dikembangbiakkan menjadi sekitar 800 ribu hingga 1 juta ekor sebelum disebar ke sentra sawit di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

“Serangga ini bekerja alami dan jauh lebih efisien dibanding penyerbukan manual. Mereka bisa membantu mengembalikan produktivitas sawit nasional yang sempat menurun,” kata Dwi.

Namun, tantangan baru juga menanti,. Mohammad Naim, Head of Crop Protection Department SMART Research Institute, mengingatkan bahwa perubahan iklim ekstrem dapat memengaruhi daya hidup serangga ini. 

Dalam penelitiannya, Elaeidobius mampu bertahan di suhu ruangan hingga 30°C, tapi mulai melemah pada suhu ekstrem 43°C. “Gelombang panas bisa menghambat perkembangan dan mengurangi efisiensi penyerbukan,” jelasnya.

Meski begitu, hasil riset menunjukkan bahwa pada suhu dingin (sekitar 15°C), sebagian besar larva masih mampu bertahan dengan baik, meski pertumbuhannya sedikit melambat.

Upaya introduksi ini bukan sekadar proyek ilmiah, tapi bagian dari strategi besar untuk meningkatkan produktivitas, menjaga keseimbangan ekosistem, dan mendukung keberlanjutan industri sawit nasional.

Jika berhasil, jutaan serangga mungil asal Tanzania ini bisa menjadi pemain penting di balik suburnya kebun sawit Indonesia, bekerja dalam diam, tapi hasilnya terasa nyata di setiap tandan buah yang matang di pohon.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :