Berita / Nusantara /
Dari 'Mafia' CPO hingga Janji Manis Luhut Untuk Bengkulu
Anggota Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu, Muharamin. (Sangun/Elaeis)
Bengkulu, elaeis.co - Anggota Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu, Muharamin meminta Presiden Jokowi mengambil langkah tegas untuk membasmi para mafia yang mempermainkan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).
Sebab, menurutnya, karena ulah para mafia CPO lah yang membikin anjloknya harga TBS sawit di Indonesia terkhusus di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu.
"Bohong kalau sudah dibasmi (mafia CPO) tidak kunjung membaik harga TBS. Kabarnya kan anjloknya harga TBS sawit saat ini karena ekspor CPO belum lancar," kata Politisi Partai Demokrat saat berbincang dengan elaeis.co di Bengkulu, kemarin.
"Tapi saya rasa hal itu rancu. Soalnya, jika dibandingkan data ekspor CPO tahun lalu dengan sekarang, melebihi dua kali lipat bedanya. Jadi bohong kalau ekspor CPO tak jalan saat ini," ujarnya.
Menurut legislator Dapil Mukomuko ini, permainan eksportir dengan oligarki atau para mafia di industri minyak sawit mentah yang membikin harga TBS sawit anjlok.
"Mafia itu kan beli CPO-nya di pabrik. Kalau seandainya pabrik bisa langsung ekspor mungkin harganya beda. Nah, sayang tak langsung. Mereka jual lagi ke perusahaan lain. Di sana lah saya menduga ada permainan. Saya juga bingung kenapa pemerintah tidak bisa mengatasi para mafia CPO ini," kata dia.
Tidak hanya mengeritisi adanya dugaan permainan mafia CPO, Muharamin juga mengkritisi tentang wacana Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan membangun pabrik CPO dan minyak goreng di Provinsi Bengkulu. Wacana itu disampaikan langsung oleh Luhut saat kunjungan kerja ke Bengkulu belum lama ini.
"Hentikan saja dulu mafia itu. Dan untuk Pak Luhut, jangan cuman bisa omdo (omong doang). Bengkulu ini kayak dininakbobokkan saja. Datang ke sini untuk menghibur. Kalau orang datang cuman menghibur, itu perempuan malam, janjinya tak bisa dipegang, cuman dikasih harapan, pas hari H pindah ke lain hati," kesal Muharamin.







Komentar Via Facebook :