https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Dari CPO hingga AI, Indonesia Amankan 9 MoU Bernilai Triliunan di Tiongkok

Dari CPO hingga AI, Indonesia Amankan 9 MoU Bernilai Triliunan di Tiongkok

Ilustrasi - TBS kelapa sawit.


Jakarta, elaeis.co - Dalam ajang The 22nd China-ASEAN Expo (CAEXPO) 2025 yang digelar di Nanning, Guangxi, Tiongkok, beberapa waktu lalu, partisipasi Indonesia membuahkan. Capaiannya pun tak main-main yakni potensi transaksi senilai USD 70,2 juta atau setara Rp 1,16 triliun.

Lebih dari sekadar angka, pameran ini membuka jalan bagi kerja sama strategis di berbagai bidang, mulai dari perdagangan hingga teknologi masa depan seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Indonesia berhasil mengantongi sembilan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan mitra Tiongkok. Kesepakatan itu mencakup sektor perdagangan, investasi, pendidikan, sertifikasi halal, hingga pengembangan AI.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI, Fajarini Puntodewi, menyebut capaian ini sebagai bukti meningkatnya daya saing produk Indonesia di pasar global.

“Capaian potensi transaksi, termasuk sembilan MoU strategis ini, menunjukkan produk Indonesia semakin kompetitif dan berpeluang besar menembus pasar Tiongkok serta ASEAN. Kami berharap hasil CAEXPO 2025 bisa mendorong peningkatan ekspor nasional, investasi, dan kerja sama inovasi teknologi,” ujar Puntodewi.

Potensi transaksi yang dicatatkan dalam skema business to business (B2B) di Paviliun Nasional (City of Charm) dan Paviliun Komoditas didominasi produk-produk unggulan Indonesia. Batu bara, minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO), sarang burung walet, arang kelapa, dan kopi menjadi primadona yang paling diminati.

Selain itu, transaksi ritel di Paviliun Komoditas juga mencatatkan angka positif, dengan nilai mencapai Rp 3,02 miliar atau sekitar USD 182 ribu.

Meski capaian CAEXPO 2025 memberi sinyal optimisme, data ekspor menunjukkan adanya tantangan di sektor CPO. Pada 2024, ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke Tiongkok mengalami penurunan signifikan sebesar 2,381 juta ton dibanding tahun sebelumnya. Dari total 32,215 juta ton di 2023, angka itu susut menjadi 29,535 juta ton pada 2024.

Menariknya, justru di tengah tren penurunan ekspor ini, Indonesia mampu mencatatkan potensi transaksi baru melalui CAEXPO. Hal ini menjadi indikasi adanya peluang pemulihan dan bahkan penguatan posisi CPO Indonesia di pasar Tiongkok.

CAEXPO 2025 bukan hanya soal komoditas dan angka penjualan. Sembilan MoU yang diteken memperlihatkan arah baru kerja sama Indonesia–Tiongkok yang semakin berlapis: perdagangan tetap penting, tetapi inovasi dan teknologi kini ikut mengisi ruang besar dalam hubungan kedua negara.

Dari sawit yang mengakar kuat di tanah Indonesia, hingga kecerdasan buatan yang menggambarkan wajah masa depan, Indonesia tengah berusaha memainkan dua panggung sekaligus yakni menjaga kekuatan tradisional sekaligus berlari ke arah inovasi.

Dengan capaian ini, Indonesia tak hanya pulang membawa catatan triliunan rupiah, tapi juga optimisme baru bahwa produk dan inovasi anak negeri siap bersaing di pasar global.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :