Berita / Sumatera /
Daerah ini Andalkan PLTS Hentikan Alih Fungsi Sawah Jadi Kebun Sawit
Areal persawahan di Labuhanbatu banyak beralih fungsi menjadi kebun sawit, ketahanan pangan terancam. foto: Pemkab Labuhanbatu
Rantauprapat, elaeis.co – Alih fungsi sawah menjadi perkebunan kelapa sawit dinilai mengancam ketahanan pangan di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara (Sumut). Dibutuhkan strategi dan kolaborasi yang serius untuk meningkatkan hasil pertanian padi.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekdakab Labuhanbatu, Ikramsyah Putra Nasution, produksi padi di Labuhanbatu semakin hari semakin berkurang akibat menyusutnya lahan persawahan.
"Alih fungsi menjadi kebun sawit sangat berpengaruh terhadap ketahanan pangan. Lahan persawahan yang ada harus dipertahankan,” jelasnya melalui keterangan resmi Pemkab Labuhanbatu beberapa hari lalu.
Menurutnya, salah satu penyebab petani meninggalkan komoditas padi adalah sulitnya mendapatkan sumber air. "Saat ini untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan, Pemkab Labuhanbatu mengoptimalkan pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk mengoperasikan mesin pompa air," sebutnya.
Saat ini PLTS digunakan untuk mengairi sawah di Desa Sei Nahodaris, Kecamatan Panai Tengah. Balitbang Kabupaten Labuhanbatu bekerja sama Dinas Sumberdaya Mineral Provinsi Sumut dan Bappelitbang Sumut dalam upaya optimalisasi pemanfaatan PLTS tersebut.
“Kami berharap Pemprov Sumut juga membangun PLTS di daerah lain yang memiliki kondisi yang sama dengan Desa Nahodaris agar kebutuhan air di setiap sentra persawahan dapat terpenuhi,” ucapnya.
"Salah satu kendala dan keluhan masyarakat petani adalah irigasi. Dengan adanya PLTS ini, diharapkan dapat mengembangkan sektor pertanian di Labuhanbatu," tambahnya.
Staf Dinas Sumberdaya Mineral Provinsi Sumut, Lusiyana menjelaskan, hibah pompa air kepada kelompok tani diharapkan bisa meningkatkan hasil panen padi dari yang sebelumnya satu tahun sekali menjadi 2-3 kali.
“Satu mesin pompa dapat mengairi lebih 100 hektar sawah,” ungkapnya.
Dia berpesan agar pemerintah desa menjaga mesin pompa ini. "Jika dirawat, bisa bertahan dalam waktu yang lama," katanya.
Kordinator Penyuluh Pertanian Panai Tengah, Satiman, menyebutkan, di Kecamatan Panai Tengah ada lebih kurang 600 hektar sawah. "Di Desa Sei Nahodaris sendiri ada sekitar 200 hektar lebih. Alhamdulillah sekitar 100 hektar lebih telah merasakan manfaat dari mesin pompa air tenaga surya ini," paparnya.
Menurutnya, jika sumber air di sentra padi lancar, petani pasti semangat menggarap sawahnya. "Otomatis ketahanan pangan bisa terjaga," tutupnya.







Komentar Via Facebook :