Berita / Kalimantan /
CPO Kalbar Kebanyakan Diekspor dari Daerah Lain, ini Penyebabnya
Presiden Jokowi (kanan) usai meresmikan Pelabuhan Kijing. foto: Pemprov Kalbar
Pontianak, elaeis.co - Kalimantan Barat (kalbar) merupakan salah satu penghasil minyak sawit atau CPO terbesar di Indonesia. Sayangnya, ekspor CPO yang tercatat dari provinsi itu sangat minim.
Gubernur Kalbar, Sutarmidji, mengatakan, perkebunan kelapa sawit Kalbar seluas sekitar 2 juta hektare menghasilkan CPO hampir 7 juta ton per tahun.
"Tapi hanya 1 juta ton CPO yang tercatat diekspor melalui Kalbar. Yang 6 ton lagi diekspor dari luar daerah seperti Pelabuhan Belawan di Sumut, Tanjung Priok Jakarta, Lampung, Batam, dan lainnya. Alhasil ekspornya tercatat dari provinsi lain,” katanya melalui keterangan resmi Diskominfo Kalbar belum lama ini.
Kondisi itu sangat disesalkan karena devisa dari ekspor akan dinikmati daerah lain. "Kalau saja diekspor melalui Kalbar, tentu akan menambah pendapatan daerah,” tukasnya.
Yang membuat miris, Kalbar sendiri sebenarnya memiliki Pelabuhan Internasional Kijing di Mempawah yang diresmikan Presiden RI Joko Widodo tahun lalu. Sayangnya, pelabuhan tersebut belum bisa dimanfaatkan maksimal untuk kegiatan ekspor CPO.
“Kendalanya saat ini di Pelabuhan Kijing tidak ada tangki timbun CPO dan belum ada crane untuk peti kemas. Kalau CPO diangkut dan dipindahkan dari truk satu-satu ke kapal, tentu lama. Tidak efisien,” tandasnya.
Dia meminta Pelindo selaku pengelola pelabuhan segera melengkapi fasilitas penunjang aktivitas ekspor CPO maupun komoditas lainnya. "Pelabuhan ini diresmikan presiden, jangan pakai crane bekas," ujarnya.
“Seharusnya ekspor CPO ini bisa menjadi sumber pemasukan yang besar bagi Kalbar. Kalau ekspor tercatat atas nama Kalbar, dampaknya luas. Perekonomian Kalbar akan semakin baik. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kalbar yang saat ini sudah mencapai Rp 3,4 triliun bisa lebih tinggi lagi,” tambahnya.
Pelabuhan Internasional Kijing dengan luas 200 Ha menelan investasi sebesar Rp 5,048 triliun. Pelabuhan ini diplot bisa mengatasi keterbatasan pelayanan dan permasalahan teknis di Pelabuhan Dwikora, serta dapat mengakomodir peningkatan pesat permintaan layanan akibat perkembangan industri CPO, bauksit, dan industri agro lainnya.
Saat ini masih ada beberapa fasilitas yang masih dalam proses pembangunan, seperti proteksi pada ujung dermaga, pembangunan dermaga baru untuk tugboat dan Kapal Patroli APH, serta pemasangan jalur penghalang abrasi.
Terminal Kijing memiliki kapasitas daya tampung sangat besar. Jika sudah beroperasi secara total, dapat menampung peti kemas sebanyak 1.950.000 Teus/tahun, curah cair sebanyak 12.180.000 ton/tahun, curah kering sebanyak 15.000.000 ton/tahun, dan multipurpose sebanyak 1.000.000 ton/tahun.







Komentar Via Facebook :