https://www.elaeis.co

Berita / Internasional /

CPO dan Coconut Milk Indonesia Menggoda Pasar Belarusia, Mentan Amran Optimis

CPO dan Coconut Milk Indonesia Menggoda Pasar Belarusia, Mentan Amran Optimis

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menerima kunjungan Dmitry Lukashenko, putra Presiden Belarusia, di Jakarta Selatan, Senin (1/12).


Jakarta, elaeis.co – Indonesia mendapat peluang baru untuk memperluas ekspor produk pertanian ke Eropa Timur. 

Hal ini diketahui setelah Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menerima kunjungan Dmitry Lukashenko, putra Presiden Belarusia, di Jakarta Selatan, Senin (1/12). 

Pertemuan ini membahas kerja sama strategis kedua negara, termasuk peluang ekspor crude palm oil (CPO), coconut milk, dan kakao.

“Indonesia memiliki produksi CPO sebesar 46 juta ton per tahun. Kami juga surplus coconut milk dan kakao. Dengan potensi ini, kerja sama dengan Belarusia bisa saling menguntungkan,” ujar Amran dalam keterangan pers. 

Delegasi Belarusia dipimpin Elias Borisovich. Ia menekankan pentingnya kerja sama pertanian sebagai strategi keamanan pangan bagi kedua negara. 

“Belarusia adalah negara agrikultur besar seperti Indonesia. Kita bisa berbagi pengalaman sekaligus menjaga ketahanan pangan masing-masing,” kata Elias.

Dalam pertemuan itu, pemerintah Indonesia mendorong Belarusia membuka pasar bagi produk unggulan nasional. Fokus pembahasan mencakup ekspor CPO, coconut milk, dan kakao, serta peluang investasi di sektor pupuk dan alat mesin pertanian (alsintan).

Belarusia diharapkan mempertimbangkan pembangunan pabrik pupuk, khususnya rock phosphate dan potassium, yang dibutuhkan untuk mendukung program ketahanan pangan nasional.

Selain itu, percepatan penerbitan Health Certificate (HC) dan sertifikasi halal menjadi agenda penting. Dengan dua sertifikasi ini, produk susu dan daging Belarusia dapat masuk ke pasar Indonesia sesuai standar keamanan pangan.

Mentan Amran menegaskan, kerja sama ini merupakan win-win solution. “Beberapa komoditas tidak dapat diproduksi di dalam negeri. Yang penting, harga lebih murah dan kualitas terjamin,” kata Amran.

Menurut Amran, kerja sama ini tidak hanya soal perdagangan, tetapi juga modernisasi sektor pertanian. “Investasi Belarusia di alat dan mesin pertanian modern, mulai dari traktor hingga teknologi solar panel, dapat mempercepat efisiensi dan produktivitas pertanian nasional,” ujarnya.

Dengan surplus produksi nasional dan kebutuhan pasar Belarusia yang terus meningkat, Indonesia berada dalam posisi strategis untuk memperluas ekspor CPO dan coconut milk. Kesepakatan awal ini diharapkan menjadi fondasi bagi hubungan perdagangan jangka panjang yang berkelanjutan.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, produksi CPO Indonesia mencapai 46 juta ton per tahun, sementara coconut milk dan kakao juga menunjukkan surplus signifikan. Peluang ini diharapkan mendorong pertumbuhan ekspor nasional sekaligus memperkuat industri hulu pertanian.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :