https://www.elaeis.co

Berita / Komoditi /

Cara Yanto Rawat Sawit Pakai Pupuk Organik, Kini Kebunnya Makin Luas

Cara Yanto Rawat Sawit Pakai Pupuk Organik, Kini Kebunnya Makin Luas

Kebun sawit Yanto dirawat dengan pupuk organik. Elaeis.co/Sany


Inhu, elaeis.co - Tingginya harga pupuk yang masih terus menjulang, justru tidak membuat Yanto Efendi khawatir. Pasalnya sejak hampir 12 tahun lalu pria asal Desa Pematang Jaya, Kota Lama, Rengat Barat menggunakan pupuk organik dalam memelihara kebun kelapa sawitnya.

Yanto menceritakan kiat suksesnya berkebun kelapa sawit. Pria kelahiran 1965 itu memanfaatkan tankos atau jankos, abu bakaran serta limbah ternak.

Pertama, bapak 9 anak itu menyusun tankos atau jankos 5 gerobak setiap 1 batang pohon sawit dengan jarak 2-2,5 meter. Kemudian antara jarak tankos dan pohon sawit tadi bisa disematkan pupuk kandang baik itu kotoran sapi dan sebaginya. 

Selanjutnya ditaburkan pula abu pembakaran pabrik keliling pohon sawit tersebut. "Ini gak perlu ada jeda. Kalau memang sanggup dan ada waktunya bisa dilakukan bersamaan," paparnya.

Yanto melakukan hanya satu tahun sekali. Awalnya di lahan 10 hektar kebun kelapa sawitnya. Hasil panennya selalu membludak, 8 hingga 10 ton meski musim trek. Strategi tersebut membuat Yanto mampu membeli lahan baru. Saat ini, kebun sawit Yanto sudah mencapai 18 hektar.

"Namun cara ini hanya cocok dilakukan di lahan mineral bukan kebun kelapa sawit yang berkarakter lahan gambut," ucap Yanto kepada elaeis.co, Jumat (8/4).

Sebab tankos tersebut akan menyimpan air jika hujan. Sementara jika di lahan gambut, air justru akan berpotensi menumbangkan pohon kelapa sawit.

Setelah semuanya disebar di lahan kebun sawit tadi. Ia biasanya memancing pertumbuhan buah dengan menggunakan pupuk ponska. Dimana implentasinya 1 hektar hanya 1 buah karung saja dalam rotasi 6 bulan sekali.

"Ini hasilnya sangat memuaskan, kalau banjir buah kita bisa panen per 10 hari sekali," kata mantan sopir lintas Sumatera-Jawa itu.

Pria asal Kisaran itu mengatakan, cara yang dilakukannya sudah dicontoh beberapa petani yang berada satu lokasi dengan kebun miliknya. Hasilnya dari 3 hektar kebun sawit milik tetangganya, bisa memproduksi 4 ton sekali panen. Malah hasil kebunnya itu dibeli toke dengan harga Rp3.420/kg.

"Jadi tak perlu khawatir dengan harga pupuk kimia yang tinggi. Kita bisa siasati dengan pupuk organik yang kualitas dan dampaknya sangat menguntungkan. Sebab kandungan unsur hara dalam pupuk organik sudah lengkap," tandasnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :