Berita / Nusantara /
Bungkil Sawit dan Dedak Ditawarkan Sebagai Solusi Mahalnya Harga Pakan Ikan
Kolase kunjungan lapangan peneliti BRIN terkait pengembangan sektor perikanan di Jambi. foto: Humas BRIN
Jambi, elaeis.co - Provinsi Jambi memiliki potensi besar di sektor perikanan. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) siap memberikan dukungan penuh melalui kolaborasi riset dan inovasi agar daerah mampu menghadapi berbagai tantangan.
Hal ini disampaikan oleh Muhammad Zulhamdani, Koordinator Manajemen Riset dan Inovasi Daerah Regional 3 Kedeputian Riset dan Inovasi Daerah BRIN, saat beraudiensi dengan Kepala Balitbangda Provinsi Jambi Sri Argunaini.
"Kami memiliki 19 periset BRIN yang berdomisili di Jambi dengan berbagai keahlian. Kami siap bekerja sama untuk mencari solusi permasalahan lokal, serta pengembangan potensi unggulan berdasarkan hasil riset," katanya dalam rilis Humas BRIN dikutip Kamis (3/10).
Dua periset yang dimaksud Zulhamdani ikut hadir saat audiensi itu. Yakni Ediwarman dan Novita Panigoro, Perekayasa Ahli Madya dari Pusat Riset Perikanan BRIN. Kedua periset tersebut pun menyatakan siap mendukung pengembangan sektor perikanan di Provinsi Jambi.
Menurut Sri, potensi perikanan pernah menjadi primadona di Jambi. Namun kini terjadi penurunan karena banyak kolam beralih fungsi menjadi perkebunan sawit serta adanya persaingan dari provinsi lain dan harga pakan yang semakin mahal. “Kami menyambut baik kolaborasi dengan periset BRIN untuk mengatasi masalah-masalah ini,” tukasnya.
BRIN juga berkoordinasi dengan beberapa kabupaten di Provinsi Jambi, termasuk Bapperida Kabupaten Batang Hari, Balitbangda Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), dan Bappeda Muaro Jambi. Dilanjutkan dengan kunjungan lapangan untuk melihat secara langsung potensi dan tantangan yang dihadapi sektor perikanan di daerah tersebut.
Kepala Bapperida Kabupaten Batang Hari, A. Kurniadi menjelaskan, daerah tersebut sudah menjadi fokus nasional dalam pengembangan perikanan. Namun, ia mengakui kendala hilirisasi masih menjadi tantangan utama. “Saat ini, perikanan masih dijual segar dan belum dalam bentuk olahan,” ungkapnya.
Pada saat yang sama, Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan di Batang Hari, Ernawati mengungkapkan, kelompoknya telah mengatasi kendala harga pakan pabrikan dengan memproduksi pakan mandiri. “Kami sudah melakukan usaha terintegrasi mulai dari pemijahan hingga pengolahan hasil perikanan,” katanya.
Terpisah, Gustin Wahyudi, Kepala Balitbangda Tanjabtim mengungkapkan bahwa Kabupaten Tanjabtim yang didominasi perikanan tangkap juga menyimpan tantangan besar. ”Infrastruktur riset dan sumber daya manusia di sini masih terbatas. Sehingga potensi unggulan seperti padi, kelapa dalam, dan perikanan belum optimal,” ucapnya.
"Selain infrastruktur, biaya operasional untuk memanfaatkan armada kapal besar juga cukup tinggi. Namun, olahan ikan sudah mulai memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah," kata Kabid Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Tanjabtim, Defriany.
Saat kunjungan lapangan di Tanjabtim, Ediwarman mencatat, pakan masih menjadi kendala utama bagi pembudidaya ikan. Dia menyarankan agar ikan ruca yaitu ikan kecil yang selama ini dibuang oleh nelayan dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein dalam pakan ikan.
Sementara itu, Kabupaten Muaro Jambi juga memiliki potensi unggulan di sektor perikanan, perkebunan, dan nanas. Komoditas nanas tangkit di kabupaten ini telah mendapatkan indikasi geografis sehingga meningkatkan nilai ekonomisnya.
“Kami sudah menginisiasi kolaborasi dengan BRIN untuk mengembangkan riset terkait nanas,” ujar Chandra dari Dinas Pertanian Kabupaten Muaro Jambi.
Tantangan besar di sektor perikanan Muaro Jambi adalah tingginya harga bahan baku pakan. Karena itu Ediwarman mengusulkan pemanfaatan bahan baku lokal seperti bungkil kelapa sawit, dedak, dan ikan ruca sebagai solusi untuk menekan harga pakan.
Budi Setiawan, Kabid Ekonomi dan SDA Bappeda Muaro Jambi, menyambut baik ide ini.”Kami sarankan untuk dapat berkolaborasi lintas dinas, antara dinas perkebunan, pertanian, dan perikanan untuk menyediakan pakan ikan dengan harga terjangkau,” ungkapnya.
Zulhamdani menekankan pentingnya ekosistem riset dan inovasi dalam mendukung pengembangan potensi unggulan daerah.
“Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat sektor perikanan di Jambi, tetapi juga memberikan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh para pembudidaya dan pengelola perikanan di daerah,” tutupnya.







Komentar Via Facebook :