https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Bunga Pukul Sembilan, Sahabat Petani Sawit Lawan Ulat Api

Bunga Pukul Sembilan, Sahabat Petani Sawit Lawan Ulat Api

Bunga pukul sembilan. Dok.Istimewa


Jakarta, elaeis.co - Siapa sangka, bunga berwarna kuning cerah yang sering kita lihat tumbuh liar di pinggir jalan atau pekarangan rumah ternyata memiliki peran penting di perkebunan kelapa sawit. 

Bunga ini dikenal dengan nama Turnera subulata, atau akrab disebut bunga pukul sembilan, dan kini menjadi sahabat para petani sawit dalam menghadapi hama ulat api.

Ulat api (Setothosea asigna) selama ini dikenal sebagai salah satu hama yang merugikan, karena kerap menggerogoti daun kelapa sawit, terutama di tahap pembibitan. Serangan ulat api tidak hanya menurunkan kualitas daun, tapi juga berdampak jangka panjang pada pertumbuhan dan hasil produksi. Di sinilah bunga pukul sembilan hadir sebagai solusi alami.

Keistimewaan Turnera subulata terletak pada kemampuannya menjadi rumah bagi predator ulat api, seperti serangga Sycanus dan tawon parasit. Predator ini menetap di tanaman dan mendapatkan sumber makanan dari hama yang menyerang kelapa sawit. 

Dengan meningkatnya populasi musuh alami ini, penggunaan pestisida kimia dapat dikurangi, sehingga lebih ramah lingkungan dan ekonomis bagi petani.

Selain itu, bunga pukul sembilan juga menarik kumbang dari keluarga Coccinellidae (ladybug) yang dikenal sebagai pemangsa hama daun. Kehadiran berbagai musuh alami ini membuat ekosistem perkebunan sawit lebih seimbang dan stabil.

Sesuai julukannya, bunga ini mulai mekar sekitar pukul 09.00 pagi. Saat itu, serangga penyerbuk dan predator mulai aktif bermunculan di sekitar tanaman. Dari pagi hingga sore, Turnera subulata bekerja sebagai “penjaga” alami yang melindungi pohon kelapa sawit dari serangan hama. Tidak hanya bermanfaat, keindahan bunga ini juga menambah nilai estetika di perkebunan.

Turnera subulata terbukti sangat adaptif. Tanaman ini mampu bertahan di tanah kering dan tidak membutuhkan perawatan intensif. Dengan pertumbuhan yang cepat dan masa produktif hingga 2–5 tahun, bunga pukul sembilan cocok ditanam tumpang sari di antara barisan kelapa sawit, terutama di daerah dengan curah hujan rendah.

Asian Agri, salah satu perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia, pun memanfaatkan bunga ini di perkebunannya. Tidak hanya di area perusahaan, Turnera subulata juga dibudidayakan di perkebunan petani plasma dan petani swadaya, dengan metode sederhana seperti stek batang, sehingga lebih mudah diakses oleh masyarakat.

Dengan menanam bunga pukul sembilan, petani tidak hanya mendapatkan manfaat dari pengendalian hama alami. Keanekaragaman flora dan fauna di perkebunan meningkat, menciptakan ekosistem yang lebih seimbang dan tahan terhadap gangguan lingkungan. Biodiversitas yang terjaga juga menjadi fondasi penting bagi pengelolaan perkebunan berkelanjutan.

Keberadaan bunga pukul sembilan membuktikan bahwa solusi alami untuk hama bukan hanya efektif, tapi juga ramah lingkungan. Dari bunga sederhana yang mekar di pagi hari, petani sawit mendapatkan perlindungan alami, pengurangan biaya pestisida, dan ekosistem yang lebih sehat.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :