Berita / Nusantara /
Bunga Jantan Lebih Dominan? Tanaman Sawit Anda Mungkin Stres
 
                Djend Muhayat bersama petani sawit. Foto: ist.
Jakarta, elaeis.co – Banyak petani mengeluh produksi tanaman sawitnya rendah karena bunga jantan lebih banyak dibanding betina. Fenomena ini cukup sering terjadi, terutama pada tanaman kelapa sawit usia TM1 hingga TM2.
Secara normal, tanaman kelapa sawit seharusnya menghasilkan 95% bunga betina dan hanya 5% bunga jantan. Meski demikian, bunga jantan tetap memiliki peran penting untuk penyerbukan dan keberhasilan produksi. Tetapi jika berlebihan, bisa menandakan adanya faktor-faktor yang kurang optimal dalam budidaya.
Djend Muhayat dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, dalam video tutorial di Facebook, Jumat (15/8) memaparkan, salah satu penyebab dominasi bunga jantan adalah ketersediaan air tanah yang tidak optimal.
Kelapa sawit membutuhkan curah hujan setara 4–5 mm per hari, atau sekitar 1.200 mm per bulan. Kekurangan air menyebabkan stres pada tanaman, yang kemudian merespons dengan lebih banyak memproduksi bunga jantan.
Untuk menjaga kelembaban tanah, konservasi di area datar dapat dilakukan, misalnya dengan menanam gulma lunak sebagai penahan air. Sedangkan di area berundak atau menggunakan big hole, masalah air biasanya lebih mudah diatasi karena retensi air alami lebih baik.
Penyebab berikutnya adalah jumlah pelepah yang kurang. Pelepah berperan penting dalam fotosintesis dan produksi asimilat, yang menjadi sumber energi tanaman untuk berbunga. Idealnya, kelapa sawit usia TM1 hingga TM2 sampai 8 tahun memiliki 48–56 pelepah, sementara tanaman di atas 8 tahun cukup 40–48 pelepah.
Jika jumlah pelepah kurang, tanaman akan mengalami defisit asimilat dan cenderung menghasilkan lebih banyak bunga jantan. Sebagai contoh, pohon dengan hanya 33 pelepah menunjukkan bunga jantan yang berlebih akibat kurangnya energi untuk pembentukan bunga betina.
Faktor ketiga adalah ketersediaan unsur hara. Kelapa sawit membutuhkan 16–17 unsur hara esensial untuk tumbuh optimal, termasuk Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Magnesium (Mg), Boron (B), serta tambahan unsur mikro seperti Zinc (Zn) di lahan gambut. Kekurangan hara menyebabkan stres dan memicu dominasi bunga jantan.
Pemupukan yang tepat sangat penting karena bunga jantan yang muncul sekarang dipengaruhi oleh kondisi nutrisi pada periode diferensiasi seks tanaman 18–24 bulan sebelumnya. Dengan pemupukan yang optimal, jumlah bunga jantan akan seimbang dan produksi tandan buah meningkat.
Bunga jantan dominan di kelapa sawit menandakan tanaman pernah mengalami stres akibat ketersediaan air yang kurang, jumlah pelepah yang tidak mencukupi, atau unsur hara yang tidak optimal. Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, kebun kelapa sawit akan lebih sehat, produktivitas buah meningkat, dan pendapatan dari tandan buah segar bisa maksimal.







Komentar Via Facebook :