Berita / Nasional /
BPS: Sawit Penyumbang Terbesar Kenaikan NTP Nasional
Ilustrasi/Dok.elaeis
Jakarta, elaeis.co - Nilai Tukar Petani (NTP) nasional terus menunjukkan tren positif. Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), NTP Agustus 2025 tercatat 123,57, naik 0,76 persen dibandingkan Juli 2025 yang sebesar 122,64.
Peningkatan ini menunjukkan bahwa daya beli petani Indonesia semakin menguat, terutama didorong oleh subsektor perkebunan rakyat, dengan kelapa sawit menjadi kontributor utama.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menekankan bahwa kenaikan NTP terjadi karena harga yang diterima petani meningkat lebih tinggi dibanding biaya produksi yang dikeluarkan.
“NTP menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi,” jelas Pudji, dikutip dari laman Kementerian Pertanian, Kamis (4/9).
Berdasarkan data BPS, Provinsi Bengkulu menjadi sorotan karena mencatat kenaikan NTP tertinggi, 3,89 persen, dibanding bulan sebelumnya.
Dorongan terbesar berasal dari subsektor perkebunan rakyat, terutama kelapa sawit, yang naik hingga 7,29 persen. Hal ini menegaskan posisi sawit sebagai penggerak utama kesejahteraan petani di provinsi tersebut.
Selain Bengkulu, terdapat 25 provinsi lain yang juga mencatat peningkatan NTP. Secara rinci, subsektor tanaman pangan naik 2,40 persen, perkebunan rakyat meningkat 1,24 persen, dan perikanan bertambah 0,78 persen.
Peningkatan ini mencerminkan distribusi penguatan ekonomi pertanian yang merata di berbagai daerah, meskipun kontribusi sawit terlihat paling signifikan di beberapa wilayah.
Sementara Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menilai capaian ini sebagai sinyal positif bagi kesejahteraan petani.
Menurutnya, tren kenaikan NTP menunjukkan bahwa daya beli petani mengalami penguatan, dengan nilai produksi yang diterima lebih besar dibanding biaya yang dikeluarkan.
"Kenaikan NTP menunjukkan bahwa daya beli petani terus membaik. Angka tersebut menandakan petani memiliki surplus,” ujar Amran.
Amran menambahkan, keberhasilan ini tidak lepas dari sejumlah program strategis Kementerian Pertanian. Program tersebut meliputi percepatan tanam dan panen raya, penyediaan pupuk bersubsidi, hingga mekanisasi pertanian. Dengan dukungan ini, petani diharapkan mampu meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga kesejahteraan keluarga dan komunitasnya.
Data BPS juga menunjukkan bahwa selain sawit, beberapa komoditas lain turut mendorong kenaikan NTP. Komoditas tersebut antara lain gabah, jagung, dan bawang merah.
Namun, sawit tetap menonjol karena kontribusinya yang besar dalam subsektor perkebunan rakyat, memberikan pengaruh signifikan terhadap daya beli petani di daerah penghasil sawit utama.
Fenomena ini sekaligus menegaskan bahwa kelapa sawit bukan hanya komoditas ekspor, tetapi juga sumber kesejahteraan bagi petani rakyat. Di daerah-daerah penghasil sawit, peningkatan harga tandan buah segar (TBS) dan kelancaran distribusi hasil panen menjadi faktor penting yang memengaruhi NTP.
Dengan tren ini, Kementerian Pertanian berkomitmen untuk terus mendukung petani sawit melalui program yang meningkatkan produktivitas sekaligus menstabilkan harga di tingkat petani.
Langkah-langkah tersebut diharapkan mampu mendorong pertumbuhan subsektor perkebunan rakyat secara berkelanjutan, sehingga sawit dapat terus menjadi motor penggerak ekonomi pertanian nasional.







Komentar Via Facebook :