https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

BPS: Gabungan Tiga Daerah di Riau Deflasi 0,69 Persen

BPS: Gabungan Tiga Daerah di Riau Deflasi 0,69 Persen

Ilustrasi-Kantor Pusat BPS. (Detikcom)


Pekanbaru, elaeis.co - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat pada Oktober 2022, gabungan tiga daerah di Provinsi Riau secara bulan ke bulan mengalami deflasi sebesar 0,69 persen dan Inflasi Tahun Kalender Januari-Oktober 2022 sebesar 5,72 persen.

Namun, jika dibandingkan dengan periode Oktober 2021-Oktober 2022 atau year on year, Riau mengalami inflasi sebesar 6,17 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 112,89.

“Dari 3 daerah IHK di Provinsi Riau, semuanya mengalami deflasi yaitu, Kota Pekanbaru sebesar 0,72% dan Inflasi yoy 6,44%, Kota Dumai sebesar 0,59% dan inflasi yoy sebesar 5,60% serta Kota Tembilahan Indragiri Hilir sebesar 0,70% dan Inflasi yoy sebesar 4,26%,” kata Kepala BPS Provinsi Riau, Misfaruddin dalam keterangannya, Selasa (1/11).

Dia menambahkan, deflasi terjadi karena adanya penurunan harga pada satu indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,69%. 

Di sisi lain, sembilan kelompok mengalami inflasi yaitu kelompok transportasi sebesar 0,51% diikuti kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,46%, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,35 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,34%.

Lalu, untuk kelompok kesehatan sebesar 0,33%, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,08%, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,07%, kelompok pakaian dan alas kaki dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan masing-masing sebesar 0,01%.

“Sedangkan kelompok pendidikan relatif stabil dibanding bulan sebelumnya,” tutur Misfaruddin.

Adapun komoditas yang memberikan andil penurunan harga pada Oktober 2022, antara lain: cabai merah, telur ayam ras, ayam hidup, cabai rawit, daging ayam ras, cabai hijau, minyak goreng, angkutan udara, jengkol, dan lain-lain.

Sementara komoditas yang memberikan andil kenaikan harga, antara lain: beras, bensin, rokok kretek filter, nasi dengan lauk, kue kering berminyak, ikan tongkol, dan lain-lain.

Dari 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, 22 kota mengalami deflasi, dengan deflasi tertinggi terjadi di Kota Gunungsitoli sebesar 1,48%, diikuti oleh Kota Bungo sebesar 1,14%, dan Kota Sibolga sebesar 1,09%. 

“Sementara itu inflasi terjadi di dua kota, yaitu Kota Meulaboh sebesar 0,19% dan Kota Lhokseumawe sebesar 0,04%. Berdasarkan urutan inflasi kota-kota di Sumatera, dua kota satu daerah di Provinsi Riau berturut-turut yakni Pekanbaru urutan ke-5, Tembilahan urutan ke-6 dan Kota Dumai urutan ke-8,” tuturnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :