https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

BPDP-BBPMKP Turun ke Kaltara, Petani Sawit Dibekali Skill Manajerial

BPDP-BBPMKP Turun ke Kaltara, Petani Sawit Dibekali Skill Manajerial

Ratusan petani sawit dibekali keterampilan manajerial hingga kewirausahaan, agar kelembagaan petani makin kuat dan berdaya saing. Dok.Istimewa


Kaltara, elaeis.co - Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit (SDM PKS) kembali digulirkan. Kali ini, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP) bekerja sama dengan Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP) menyasar Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara(Kaltara).

Selama sepuluh hari, dari 8–18 September 2025, ratusan pekebun sawit lokal mengikuti pelatihan Pengembangan Kelembagaan dan Usaha. Kegiatan ini terbagi dalam tiga angkatan, dengan total 100 peserta yang direkomendasikan Direktorat Jenderal Perkebunan. 

Angkatan pertama berjumlah 34 orang, sementara angkatan kedua dan ketiga masing-masing diikuti 33 orang. Seluruhnya merupakan petani sawit yang aktif dalam kelompok atau koperasi di Nunukan.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah APKASINDO Kaltara, Muhammad Khoiruddin, menilai kegiatan ini sebagai langkah nyata memperkuat kapasitas petani. Menurutnya, peningkatan kualitas sumber daya manusia harus berjalan seiring dengan perbaikan tata kelola kelembagaan.

“Dalam kegiatan ini saya diminta memberikan materi kelembagaan petani. Melalui pelatihan ini, harapannya petani sawit Kaltara bisa makin berdaya saing,” ujarnya.

Khoiruddin menegaskan, tantangan petani sawit tidak hanya soal produktivitas kebun, tetapi juga kemampuan mengelola organisasi dan usaha. Dengan bekal manajerial yang kuat, ia optimistis kelembagaan petani di Kaltara bisa lebih kokoh.

Hal senada disampaikan Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Nunukan, Darius. Ia menyoroti fakta bahwa banyak kelembagaan petani di daerah belum berjalan maksimal. Sebagian mengalami “mati suri”, bahkan ada yang terkendala kepengurusan akibat masalah internal.

“Industri sawit saat ini menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Bukan hanya dari sisi produktivitas dan keberlanjutan, tetapi juga tata kelola kelembagaan petani. Maka, pelatihan seperti ini menjadi sangat penting,” ungkap Darius.

Menurutnya, peningkatan kapasitas petani dalam hal teknis, manajerial, maupun kewirausahaan akan mendorong kelembagaan berjalan lebih profesional. Dampaknya, daya saing petani lokal pun akan meningkat.

Ketua Kelompok Program dan Evaluasi BBPMKP Kementan, Susan Twisawati Indiani, menjelaskan pelatihan ini merupakan bagian dari amanah nasional untuk memperkuat SDM sawit. Tahun 2025, BBPMKP dipercaya melaksanakan 23 angkatan pelatihan di sejumlah provinsi sentra sawit, seperti Bengkulu, Sumatera Selatan, Riau, Jambi, hingga Kalimantan Utara.

“Kelembagaan usaha pekebun sawit memperoleh perhatian besar karena memegang peran strategis dalam mendukung keberhasilan perkebunan. Di sinilah para peserta belajar mengelola kelompok tani secara profesional,” ujarnya.

Materi pelatihan mencakup proses pembentukan kelompok, penyusunan AD/ART, perencanaan kerja, mekanisme koperasi, serta manajemen keuangan. Selain itu, peserta juga mempelajari sistem pemeriksaan koperasi, kewirausahaan, hingga cara membangun jejaring usaha.

Susan menekankan, tujuan utama pelatihan ini bukan hanya memberi teori, melainkan mendorong implementasi langsung di lapangan. “Setelah pelatihan, para peserta diharapkan bisa membawa pulang ilmu yang didapat, lalu menghidupkan koperasi maupun kelompok tani sawit di daerahnya masing-masing,” jelasnya.

Dengan adanya pelatihan ini, BPDP dan BBPMKP berharap kelembagaan petani sawit di Kalimantan Utara bisa lebih mapan. Kelembagaan yang sehat akan menjadi tulang punggung keberlanjutan industri sawit di tingkat lokal.

Jika koperasi dan kelompok tani berjalan profesional, bukan hanya produktivitas yang meningkat, tetapi juga posisi tawar petani di hadapan industri dan pasar. Hal ini sejalan dengan misi besar pengembangan SDM sawit nasional: menjadikan petani sebagai aktor utama yang mandiri, kompetitif, dan berdaya saing global.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :