https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

BMKG: Ini Wilayah Sentra Sawit yang Wajib Waspada Hujan Ekstrem di Awal 2026

BMKG: Ini Wilayah Sentra Sawit yang Wajib Waspada Hujan Ekstrem di Awal 2026


Jakarta, elaeis.co – Awal tahun 2026 diprediksi bakal jadi masa yang tak ringan bagi perkebunan kelapa sawit. Hujan diperkirakan turun lebih sering, dengan intensitas yang tak main-main. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun mengingatkan petani dan pelaku usaha sawit untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di wilayah-wilayah sentra produksi.

Dalam Buletin Informasi Iklim Perkebunan Komoditas Sawit Desember 2025 yang dirilis BMKG pada Minggu (21/12), disebutkan bahwa periode Januari hingga Maret 2026 akan diwarnai curah hujan kategori menengah hingga tinggi, bahkan sangat tinggi di sejumlah daerah. Pola hujan ini dinilai berpotensi mengganggu aktivitas kebun, mulai dari perawatan hingga panen.

BMKG mencatat, Riau diprediksi mengalami curah hujan menengah hingga tinggi sepanjang Januari–Maret 2026. Namun, pada Februari 2026, sebagian wilayah Riau justru diperkirakan berada pada kategori rendah hingga menengah. Perubahan pola hujan ini membuat kondisi kebun perlu diantisipasi lebih serius karena berisiko memengaruhi pertumbuhan tanaman.

Kondisi serupa juga terjadi di Jambi. Provinsi ini diprediksi mengalami curah hujan rendah hingga tinggi pada Januari sampai Maret 2026. Variasi hujan yang cukup lebar ini berpotensi menimbulkan tantangan tersendiri bagi petani, terutama dalam menjaga keseimbangan air di lahan sawit.

Sementara itu, BMKG memberi perhatian khusus pada Kalimantan Barat. Wilayah ini diprediksi akan mengalami curah hujan menengah hingga sangat tinggi selama Januari–Maret 2026. Bahkan, pada Februari 2026, curah hujan di Kalbar disebut bisa berada pada rentang rendah hingga sangat tinggi, kondisi yang berisiko memicu genangan dan mengganggu aktivitas kebun.

Di Kalimantan Tengah, curah hujan diprediksi berada pada kategori menengah hingga tinggi sepanjang tiga bulan awal 2026. Memasuki Maret 2026, intensitas hujan berpotensi meningkat menjadi menengah hingga sangat tinggi, sehingga perlu diantisipasi dampaknya terhadap perawatan tanaman dan pemupukan.

Adapun Kalimantan Timur diprediksi mengalami curah hujan menengah hingga tinggi pada Januari–Maret 2026. BMKG menyebut, pada Maret 2026, intensitas hujan di wilayah ini juga berpeluang meningkat hingga kategori sangat tinggi.

Meski sebagian besar wilayah diperkirakan basah, BMKG mengingatkan adanya sebagian kecil wilayah Indonesia yang justru berpotensi mengalami curah hujan rendah, di bawah 100 mm per bulan. 

Kondisi ini diprediksi terjadi di sebagian wilayah Aceh, Riau, dan Jambi, terutama pada Februari dan Maret 2026, yang dapat menyebabkan pertumbuhan kelapa sawit tidak optimal.

Dari sisi sifat hujan, BMKG juga mencatat potensi hujan Bawah Normal di sebagian kecil Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Artinya, meski masuk musim hujan, distribusi air di wilayah sentra sawit tidak sepenuhnya merata.

BMKG menegaskan, dinamika cuaca di awal 2026 menuntut kesiapan lebih dari petani sawit. Pengelolaan drainase, penyesuaian jadwal pemupukan, hingga antisipasi hambatan panen menjadi langkah penting agar produktivitas kebun tetap terjaga di tengah ancaman hujan ekstrem.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :