https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Bikin Resah karena Duduki Kebun Sawit Warga, IPK dan Ormas LLMB Usir Gerombolan Suruhan PT DSI di Siak

Bikin Resah karena Duduki Kebun Sawit Warga, IPK dan Ormas LLMB Usir Gerombolan Suruhan PT DSI di Siak

Aparat kepolisian tengah menenangkan keributan antara masyarakat dengan suruhan PT DSI. Foto Sahril Ramadana


Siak, elaeis.co - Dasrin dan masyarakat lainnya berjuang habis-habisan mempertahankan lahan kebun sawit milik mereka dari upaya pengambilan paksa PT Duta Swakarya Indah (DSI). Masyarakat pun mendapat pendampingan dari Ormas LLMB dan IPK saat memuat hasil panen TBS sawit, Rabu (12/4).

Orang-orang yang diduga suruhan PT DSI tidak berkutik lagi setelah Dasrin mendapat pendampingan. Padahal orang-orang suruhan korporasi itu sudah memasuki areal kebun sawit milik Dasrin dkk, serta telah memanen kelapa sawit sejak dua hari belakangan. 

Bahkan orang-orang suruhan PT DSI itu telah membangun jembatan untuk melansir buah dari kebun sawit ke kawasannya. Perkebunan milik Dasrin dkk seluas 1.300 hektare terhampar di Desa Dayun, Kecamatan Dayun, Siak, Riau.

Areal perkebunan pun sempat dipadati pekerja kebun, masyarakat sekitar dan Ormas pendamping. Situasi ini pun sempat berpotensi bentrok antara pihak Dasrin dkk dengan orang-orang suruhan PT DSI yang datang entah darimana.

Kapolres Siak AKBP Ronald Sumaja cepat tanggap melihat situasi itu. Ia langsung turun ke lokasi mendinginkan suasana. Pihak Polres Siak akhirnya memasang police line di jembatan yang dibangun pihak PT DSI. 

Bukti pihak PT DSI memanen sawit milik Dasrin dkk, terdapat 2 unit traktor zonder mini milik PT DSI di lahan Dasrin. Traktor ini berfungsi untuk mengangkut buah sawit.

Zuli Fati Lahagu, seorang pekerja di kebun Dasrin mengungkapkan perasaanya saat panen selama dua hari belakang. Ia merasa was-was sebab lokasi panennya didatangi orang-orang suruhan PT DSI. 

“Kami merasa tertekan dengan adanya orang-orang PT DSI, kami merasa terintimidasi,” kata Zuli. 

"Pada waktu kami panen di blok D9 sampai D12 kemarin, mereka datang dan seakan-akan mengintimidasi, mereka bertanya-tanya. Lalu buah yang kami panen diangkut oleh orang-orang PT DSI itu,” kata dia.

Suasana waktu itu mencekam. Zuli dan rekan-rekannya semakin was-was sehingga mereka tidak berdaya untuk mengamankan buah sawit yang mereka panen. 

“Kami menyelamatkan anak dulu dari hal-hal yang tidak diinginkan. Kita utamakan keluarga, nanti baru balik lagi ke lokasi," kata Zuli.

Buah yang sudah dipanen selama dua hari kemarin juga masih berserak di bawah pohon. Pekerja tidak bisa melansirnya karena kehadiran pihak PT DSI. 

“Tadi kami didampingi LLMB dan IPK untuk memuat sawit yang sudah dipanen sejak dua hari lalu,” kata dia.

Sementara itu Dasrin yang juga anggota LLMB mengaku, PT DSI menurunkan orang-orang tertentu untuk mengintimidasi pihaknya. Perusahaan berencana mengambil lahannya berdasarkan putusan Pengadilan Negeri (PN) Siak. 

“Tapi faktanya lahan ini milik orang perorangan dengan legalitas jelas (SHM). Kenapa PT DSI tidak gugat saja SHM kami, justru PT DSI sewa orang untuk mengganggu pekerja kami, di mana keadilannya kalau begitu,” kata Dasrin.

Dasrin meminta agar orang-orang suruhan PT DSI segera keluar dari perkebunannya. Ia juga berharap kepada Polres Siak agar merobohkan jembatan yang dibangun.

“Kenapa PT DSI menggunakan premanisme untuk mengusai lahan kami, kenapa tidak mereka gugat saja SHM kami. Kalau memakai cara-cara preman, bukan sombong nih, kami pun bisa, hanya saja kami tidak mau bikin kerusuhan,” kata dia.

Dasrin berharap agar tidak terjadi bentrokan massa sehingga menimbulkan banyak korban dari kedua pihak. Karena itu ia meminta Polres Siak bisa memerintahkan atau menyuruh orang-orang PT DSI keluar dari lahan perkebunan sawit milik masyarakat. 

Pihak LLMB dan IPK hadir mendampingi pekerja kebun Dasrin supaya tidak diganggu orang-orang PT DSI. Hal tersebut sebagai wujud solidaritas atas masyarakat pemilik lahan yang mendapat intimidasi dan tindakan premanisme dari orang-orang sewaan perusahaan. 

Sementara itu Kapolres Siak AKBP Ronald Sumaja turun ke lokasi dalam rangka pengamanan dan antisipasi terjadi konflik. Ia menghimbau kepada kedua belah pihak agar saling menahan diri. Pihaknya juga akan mengupayakan jembatan yang sudah dipolice line itu tidak bisa diakses oleh pihak PT DSI.

"Jembatan memang sudah kita tindak lanjuti dari kemarin, kita sudah imbau tentunya kita upayakan lagi jembatan itu tidak bisa diakses oleh siapa pun. Harapannya supaya konflik ini tidak berkepanjangan," kata Ronald.

Dijelaskannya, pemasangan police line berguna untuk melarang semua orang atau para pihak yang bersengketa untuk melintas. Ia berharap dalam konflik ini agar kedua belah pihak dapat duduk bersama untuk menyejukkan suasana.

"Pidana dalam kasus pencurian itu harus jelas dulu status kepemilikan. Ini kan saling beradu, satu merasa dengan putusan eksekusi, satu lagi memang nggak bisa dipungkiri masih punya SHM yang belum dibatalkan. Itu yang menjadi masalah,” pungkasnya. 

Komentar Via Facebook :