Berita / Bisnis /
Besok Bursa CPO Diluncurkan. Bye Bye Tengkulak!
Ketua Umum DPP Apkasindo, Dr. Gulat Manurung saat memberikan saran pada sosialisasi Bursa CPO yang digelar di kantor KADIN Jakarta Selatan, kemarin. foto: ist
Jakarta, elaeis.co - Mulai besok, siapapun sudah tak kesulitan lagi mencari dan menjual Crude Palm Oil (CPO).
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang selama ini kadang 'mambana' (memohon) atau terpaksa menjual CPO-nya kepada 'tengkulak raksasa', enggak akan kejadian lagi.
Lalu, Pabrik Minyak Makan Merah (M3) kelas 'rumahan' yang selama ini harus memeras otak mendapatkan bahan baku (CPO), enggak bakal kejadian lagi. Yang terjadi malah --- saking mudahnya --- orang sudah bakal bisa membeli CPO 'ketengan'.
Terus, petani kelapa sawit yang selama ini macam mencari ketiak ular demi mendapatkan bukti penjualan CPO, juga enggak bakal kejadian lagi. Sebab semua sudah gampang diakses di Bursa CPO yang bakal dirilis besok itu.
Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) yang kemudian mendapat kepercayaan dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menjalankan Bursa CPO tadi.
Hanya saja kepala Bappebti, Didid Noordiatmoko bilang, begitu Bursa dirilis, bukan berarti disaat itu pula terbentuk harga referensi alias price reference.
Bisa jadi butuh waktu enam bulan ke depan biar harga referensi itu terbentuk atau mungkin bisa lebih cepat. Sebab semuanya bergantung pada seberapa banyak pedagang CPO yang membuka lapak di Bursa itu.
Soal banyak atau tidaknya pedagang yang membuka lapak di Bursa itu tentu faktor yang mempengaruhi akan banyak pula.
Bisa jadi lantaran masih banyak yang terikat kontrak satu sama lain makanya belum ikut di Bursa, atau bisa pula lantaran butuh waktu untuk keluar dari 'zona nyaman'.
Yang pasti kata Didid dalam acara sosialisasi Peraturan Bappebti nomor 7 tahun 2023 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pasar Fisik Sawit di kantor KADIN di Jakarta Selatan kemarin, Bappebti akan memastikan bahwa mekanisme perdagangan adalah money to money.
Penjual akan ketemu pembeli, entah itu yang di dalam negeri maupun yang dari luar negeri. "Tugas Bursa adalah memastikan pembeli-penjual punya independensi yang fair. Enggak ada pre-arrangement," katanya.
Bagi Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), segala efek positif yang telah terurai di ataslah yang menjadi alasan organisasi petani sawit terbesar di dunia ini, ngotot mendorong hadirnya Bursa CPO.
"Bursa CPO ini akan berdampak secara global. Sebab Bursa akan menjadi sumber CPO. Lantaran Bursa sudah ada, tengkulak yang selama ini 'kekar', perlahan bakal enggak ada," kata Ketua Umum DPP Apkasindo, Gulat Medali Emas Manurung, saat berbincang dengan elaeis.co tadi malam.
Lebih jauh doktor ilmu lingkungan Universitas Riau ini bilang, hadirnya Bursa akan membikin Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) berbahan baku CPO hidup. Itu lantaran mereka sudah tak sulit lagi membeli bahan bakunya.
"Malah akan bermunculan UKMK baru berbahan baku CPO ini, seperti pabrik mini minyak goreng, pabrik minyak makan merah dan yang lain," ujarnya.
Dengan begitu kata lelaki 51 tahun ini, pemerintah dan korporasi migor enggak pusing lagi menyediakan migor rakyat lantaran UMKM sudah tumbuh berkembang. Korporasi tinggal fokus ke ekspor migor premium.
"Sebab lagi-lagi itu tadi, semua usaha berbahan baku CPO ini kan kuncinya kemudahan mengakses bahan baku. Mengakses bahan baku inilah yang selama ini sulit. Kadang sudah kayak mengejar fatamorgana, antara ada dan tiada," Auditor International of Merger and Aquisition (CIMA) ini berumpama.
Biar pedagang CPO berbondong-bondong membuka lapak di Bursa kata ayah dua anak ini, Bursa musti benar-benar bisa membangun tiga hal utama; akuntabilitas tinggi, transparan dan kecepatan. Semua ini tentu akan membuahkan kepercayaan pasar global.
"Ada ribuan pabrik penghasil CPO yang bisa diajak membuka lapak di Bursa. Manfaatkan semua itu dengan membangun kepercayaan mereka. Beri mereka kenyamanan berdagang," lelaki yang juga auditor Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) ini memberi saran.







Komentar Via Facebook :