Siak, elaeis.co - Bupati Siak Afni Z memimpin langsung rapat gabungan dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) pasca-keributan berujung pembakaran aset PT Seraya Sumber Lestari (SSL) di Desa Tumang, Siak, Riau.

Rapat Kamis (12/7) di Kantor Bupati Siak ini juga dihadiri Direktur Utama PT SSL Samuel Soengdjadi. 

Berita Terkait: Telan Kerugian Belasan Miliar Rupiah, PT SSL di Siak Minta Kepolisian Usut Tuntas Dalang Pembakaran Aset Perusahaan

Dalam rapat itu juga melahirkan 4 poin yang disepakati semua pihak, yaitu:

1. Menghentikan sementara operasional di lokasi konflik antara PT SSL dengan masyarakat Siak.

2. Masyarakat di area konflik berkomitmen menghentikan penanaman kelapa sawit yang baru.

3. Para pihak berkomitmen untuk melakukan proses penyelesaian konflik berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. 

4. Melakukan pertemuan lanjutan antara pimpinan tertinggi/ kuasa direksi PT Seraya Sumber Lestari (SSL) dan Forkompimda Siak, Komisi 2 DPRD Siak, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau, serta UPT Kementerian Kehutanan RI, untuk merumuskan penyelesaian konflik, paling lambat satu bulan setelah berita acara kesepakatan ditandatangani.

PT SSL Minta Kepolisian Usut Tuntas Dalang Pembakaran Aset Perusahaan 

Manajemen PT SSL meminta kepolisian mengungkap dalang pengeruskan aset perusahaan. Demonstrasi yang berujung pembakaran aset yang dilakukan oleh ratusan massa pada Rabu (11/7) membuat perusahaan rugi sekitar Rp15 miliar. 

"Kami mengalami kerugian atas perusakan itu sekitar Rp15 miliar," kata Direktur PT SSL, Samuel Soengdjadi di Siak, Kamis (12/7).

Sementara Kapolres Siak, AKBP Eka Ariandy mengatakan pihaknya telah mengamankan delapan orang bentut dari peristiwa pembakaran aset PT SSL. Dari delapan itu, polisi menetapkan empat jadi tersangka. 

"Selain empat itu, kita juga masih terus mendalami keterlibatan pelaku lainnya. Termasuk pelaku perusakan kendaraan yang berujung pembakaran pos dan rumah karyawan PT SSL," jelasnya.