Berita / Sumatera /
Berharap TBS Dihargai Lebih Mahal, tapi Berat Lepas dari Pengepul
Para petani sawit swadaya yang dibina Musim Mas berfoto bersama seusai pelatihan. Foto: Dokumentasi pribadi
Pasirpangaraian, Elaeis.co - Tak lama lagi ratusan petani sawit swadaya yang tergabung dalam Perkumpulan Pekebun Swadaya Kelapa Sawit (PPSKS) Bangun Purba, Rokan Hulu (Rohul), Riau, akan memasuki hari bersejarah. Hari yang yang diyakini akan mengubah pendapatan mereka.
"Kami mau bikin MoU dengan pihak perusahaan kelapa sawit tanggal 14 Desember nanti. Pemerintah ingin agar perusahaan menghargai para petani yang sudah ikut Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO)," ujar Ladi Ardiyanto, salah satu pengurus PPSKS, kepada Elaeis.co, Jumat (3/12/2021).
MoU atau nota kesepahaman itu mau dibuat dengan PT Musim Mas dan difasilitasi oleh Dinas Perkebunan Provinsi Riau dan Kabupaten Rohul. PPSKS sendiri saat ini mengelola kebun sawit seluas 1.500 hektar milik 814 anggota.
Bendahara DPD SAMADE Rohul ini menyebutkan, mayoritas anggota PPSKS sudah mengikuti proses sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). 294 petani juga sudah memegang sertifikat ISPO sejak bulan September 2021.
"Yang belum ISPO akan segera ikut sertifikasi juga, tinggal menunggu surat tanda daftar budidaya (STDB) keluar dari disbun," kata Ladi.
MoU dengan pihak Musim Mas itu jelas sangat penting dan akan mempengaruhi pendapatan anggota PPSKS. Sebab, kemitraan tersebut juga menyangkut jual beli tandan buah segar (TBS). Harga yang diterima petani akan lebih tinggi jika menjual langsung ke perusahaan ketimbang ke pengepul.
Ladi mengakui Musim Mas selama ini sudah banyak membantu petani swadaya. Bahkan sertifikat RSPO yang diraih para petani sejak tiga tahun terakhir juga berkat dukungan Musim Mas yang sempat bekerja sama dengan International Finance Corporation (IFC).
"Selama tiga tahun memegang sertifikat RSPO, kami sudah menerima dana kredit," katanya.
Jika MoU sudah diteken, menurut Ladi, PPSSR akan melakukan konsolidasi internal untuk menyiapkan pengangkutan TBS ke PKS. Selama ini mereka tidak mengurusi transportasi karena menjual TBS ke pengepul.
"Nanti anggota PPSKS tak boleh lagi jual melalui pengepul. Makanya konsolidasi sangat penting, agar proses penjualan buah ke PKS hanya lewat satu pintu, yakni melalui PPSKS," jelasnya.
"Kami juga akan berunding untuk memutuskan apakah akan membeli truk atau tidak untuk mengangkut buah. Yang pasti kami berharap bisa segera dapat surat pengantaran atau delivery order (DO) TBS dari Musim Mas setelah MoU dibuat," tambahnya.
Dia menyadari butuh perjuangan panjang untuk melepaskan diri dari pengaruh pengepul. "Sebagian besar anggota kami masih menjual TBS ke pengepul karena masih terikat utang. Kelebihan dari pengepul adalah membayar cash TBS petani," pungkasnya.







Komentar Via Facebook :