https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Benih Sawit Eksplorasi Tanzania Resmi Masuk Karantina, Indonesia Siap Punya Varietas Baru

Benih Sawit Eksplorasi Tanzania Resmi Masuk Karantina, Indonesia Siap Punya Varietas Baru

Ilustrasi - bibit sawit


Jakarta, elaeis.co - Benih kelapa sawit hasil eksplorasi sumber daya genetik (SDG) dari Tanzania kini resmi masuk tahap karantina dan observasi intensif hingga April 2026. Benih tersebut saat ini berada di fasilitas PT Socfin Indonesia, Sumatera Utara, dan dipantau ketat oleh Badan Karantina Indonesia.

Menurut Edy Suprianto, Ketua Tim Periset dari PT Riset Perkebunan Nusantara, benih hasil eksplorasi itu sudah masuk fase main nursery dan menjalani proses pengasingan serta pengecekan pertumbuhan di Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sumut. 

“Semua tahapan sudah sesuai aturan karantina. Benih harus benar-benar bebas hama dan siap diuji di lapangan,” ujarnya, kemarin. 

Setelah lolos karantina, benih akan dikirim ke 14 perusahaan perkebunan dan satu kebun percobaan milik Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian Kementerian Pertanian. 

Seluruh lokasi ini akan menjadi titik uji multilokasi selama 4 hingga 7 tahun. Artinya, uji lapangan akan berlangsung hingga 2030 untuk melihat daya tumbuh, produktivitas, hingga karakter adaptasi.

Benih Tanzania ini rencananya akan disilangkan dengan plasma nutfah yang sudah dimiliki Indonesia. Targetnya jelas, menghasilkan varietas unggul baru yang lebih produktif, tahan penyakit, dan lebih adaptif terhadap perubahan iklim ekstrem.

Jika semuanya berjalan mulus, Indonesia bisa merilis varietas baru mulai 2040. Varietas ini diharapkan punya hasil minyak lebih tinggi, kualitas lebih stabil, dan adaptasi lebih kuat — kebutuhan penting di tengah tantangan perubahan iklim global dan tekanan efisiensi di industri sawit.

Saat ini, Indonesia masih memiliki SDG dari tiga pusat asal sawit: Kamerun, Angola, dan Ekuador. Angka ini jauh di bawah Malaysia yang sudah mengumpulkan SDG dari 18 negara. Karena itu, eksplorasi Tanzania menjadi momentum penting untuk mengejar ketertinggalan. Indonesia juga sedang mengajukan izin eksplorasi ke Nigeria dan Honduras.

Eksplorasi ke Tanzania mengumpulkan tandan dari 102 aksesi sawit yang berasal dari 10 wilayah berbeda, mulai pesisir hingga dataran tinggi. Dari proses pengolahan manual, terkumpul 83.004 butir benih. Seluruh proses pemasukan sudah lolos karantina dan pre-border quarantine.

Program ini didanai Grant Riset Sawit Inisiatif Ditjen Perkebunan dan didukung GAPKI, Konsorsium Plasma Nutfah Kelapa Sawit Indonesia, PT Riset Perkebunan Nusantara, serta berbagai lembaga riset sawit nasional.

Dengan tambahan SDG baru ini, Indonesia semakin siap memperkuat fondasi pemuliaan sawit nasional, dari kebutuhan pangan, energi, sampai daya saing ekspor.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :