Berita / Sumatera /
Begini Tanggapan Ketum Samade soal 2.000 Hektare Kebun Karet Beralih ke Sawit di Jambi
Ilustrasi/Reuters
Jakarta, elaeis.co - Alih fungsi kebun karet menjadi kebun kelapa sawit terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Khususnya di daerah yang menjadi sentra kelapa sawit.
Seperti di Provinsi Jambi. Dimana Dinas Perkebunan Jambi mencatat ada 2.000 hektar kebun karet disulap menjadi kebun kelapa sawit oleh petani. Usut punya usut alih fungsi ini akibat rendahnya harga komoditi karet ketimbang harga kelapa sawit.
Ketua Umum DPP Samade, Tolen Ketaren mengatakan, alih fungsi itu sudah terjadi belum lama ini. Sejatinya, kata Tolen, apapun tanaman yang dikelola oleh petani akan memberikan dampak positif dalam meningkatkan taraf hidup. Dengan catatan pengelolaan dilakukan secara benar.
"Bisa saja kebun karet juga terjamin, selama pengelolaannya benar," kata Tolen saat berbincang dengan elaeis.co, Minggu (16/10).
Begitu sebaliknya, kebun kelapa sawit juga tidak akan menjamin kesejahteraan petani jika pengelolaannya tidak benar.
Walau sejak beberapa waktu lalu pemerintah telah mengeluarkan moratorium dimana tidak dibenarkan adanya perluasan baru perkebunan kelapa sawit. Namun melihat kebutuhan dan potensi ekonomi dari kelapa sawit, masih saja terjadi alih fungsi.
"Kebutuhan sawit masih cukup banyak. Apalagi Indonesia menjadi produsen kelapa sawit terbesar di dunia," terangnya.
Kendati demikian, ia juga khawatir petani karet justru akan kehilangan mata pencaharian setelah alih fungsi. Sebab sawit akan mulai produksi setalah berumur 3 tahun.
"Begini, karet yang sudah menghasilkan kemudian di tumbang dan diganti sawit, maka petani akan kehilangan penghasilan selama 3 tahun. Syukur memang jika ada penghasilan lain sembari menunggu sawit panen. Namun kalau hanya kebun karet satu-satunya penghasilan, ini tentu akan menjadi persoalan," bebernya.
"Paling tidak, jika bertahan dan mengelolanya dengan benar, karet masih potensial untuk menjamin kehidupan meski memang tidak maksimal jika dibandingkan dengan kelapa sawit," pungkasnya.







Komentar Via Facebook :