Berita / Internasional /
Begini Sikap Sejumlah Negara Eropa Terhadap Sawit
Dr Forst Ir Bambang Irawan SP MSc Forst Trop IPU, Ketua Jurusan Kehutanan Universitas Jambi (Tangkapan layar)
Jakarta, Elaeis.co - Komoditas kelapa sawit sukses membuat negara-negara di benua Eropa resah dan terbelah. Minyak nabati andalan mereka, seperti rapheseed, soya bean, dan sun flower, bertekuk lutut di hadapan sawit yang mampu banyak menghasilkan CPO dengan penggunaan lahan yang jauh lebih sedikit.
"Kalau di Belanda, bisa dibilang mereka itu pro ke kita, pro ke sawit kita. Sebagai negara yang pernah menjajah kita, mereka memahami kita. Mereka malah bilang, kami yang bawa sawit itu ke Indonesia. Kami tahu sawit itu baik, tidak seburuk yang dibayangkan orang lain. Kami tanggung jawab. Itu kata mereka," kata Dr Forst Ir Bambang Irawan SP Msc Forst Trop IPU.
Ungkapan ini dilontarkan Ketua Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Jambi dalam webinar Palm O'Corner yang diselenggarakan Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Faperta UNJA, Sabtu (23/10/2021) siang.
Ucapan itu segera disambut tawa oleh Direktur Eksekutif PASPI, Dr Tungkot Sipayung, dan Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Jambi, Tidar Bagaskara, yang juga tampil sebagai pembicara dalam webinar itu.
Bambang yang merupakan alumni salah satu universitas terkemuka di Berlin, Jerman, mengatakan, sikap masyarakat dan pemerintah Belanda sedikit berbeda dengan Jerman yang bersikap netral soal kelapa sawit.
Kata dia, di Jerman, isu deforestasi dan berbagai isu miring lainnya yang ditiupkan sekelompok pihak tidak dipercaya begitu saja.
"Kalau Jerman netral soal sawit. Mereka cari informasi yang berimbang soal sawit. Jadi, isu miring soal sawit mereka imbangi dengan mencari informasi yang objektif," kata almuni Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.
Bahkan ada seorang aktivis dari organisasi World Wide Fund for Nature (WWF) Jerman yang pernah menyatakan sangat membenci sawit. Tetapi saat diundang ke Jambi dan melihat secara langsung proses pengelolaan sawit di salah satu perusahaan sawit swasta dan PTPN VI di Jambi, aktivis itu justru kaget.
"Sebab, ternyata semua bahan yang terkait sawit bermanfaat, bisa dikelola untuk kepentingan masyarakat. Enggak cuma CPO yang dihasilkan, janjangan kosongnya juga bermanfaat, cangkangnya juga. Nol persen limbahnya," kata Bambang.
Bambang tahu betul sikap netral orang Jerman soal sawit karena ia pernah kuliah di negeri itu. Ia juga pernah diundang untuk berbicara soal sawit di hadapan pemerintah dan Parlemen Jerman.
Sebaliknya, ada sejumlah negara yang justru sangat membenci kelapa sawit. Pemerintah dan masyarakat di sejumlah negara di Eropa justru akan menelan mentah-mentah informasi menyesatkan soal sawit.
"Perancis dan Norwegia itu dua negara di Eropa yang sangat anti sawit. Apa pun yang kita sampaikan soal sawit, mereka akan menolaknya dan memilih untuk percaya apa yang ingin mereka percayai soal sawit," kata Bambang.







Komentar Via Facebook :