https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Begini Rasanya Jadi Petani yang Kantongi RSPO dan ISCC

Begini Rasanya Jadi Petani yang Kantongi RSPO dan ISCC

Sejumlah pengurus KUD Sumber Sari sedang mempersiapkan pembagian dana kepada anggota dalam rapat yang berlangsung Rabu (10/11) lalu (Dok. KUD Sumber Sari)


Palembang, Elaeis.co - Tidak banyak yang tahu kalau ratusan petani sawit anggota Koperasi Unit Desa (KUD) Sumber Sari, Desa Sumber Sari, Kecamatan Tungkal Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, sudah mengantongi dua sertifikasi berskala internasional.

Yakni Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan International Sustainability & Carbon Certification (ISCC).

"Sertifikat RSPO kalau tak salah kami dapatkan di tahun 2010. Yang ISCC sekitar tahun 2016," kata Ketua KUD Sumber Sari, Ali Usman, kepada Elaeis.co, Jumat (12/11/2021).

Tak puas, saat ini para petani anggota KUD itu sedang menjalani proses sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). “KUD Sumber Sari memiliki anggota sebanyak 475 petani sawit dengan lahan yang dikelola lebih dari 950 hektar,” ungkapnya.

Dia menambahkan, saat sedang trek seperti saat ini, produksi tandan buah segar (TBS) mereka sekitar 1.700 ton. Pada kondisi normal, panen sawit mereka bisa mencapai 3.000 ton.

"Kami dibimbing PT Hindoli. Pembinaan kami terima sejak menjadi mitra perusahaan itu sekitar tahun 1995. Proses sertifikasi yang kami terima juga berkat bimbingan PT Hindoli," beber pria berusia 52 tahun ini.

PT Hindoli adalah anak usaha dari PT Cargill Indonesia yang memiliki perkebunan sawit di Kabupaten Muba. Di laman resmi mereka, Hindoli mengklaim sebagai perusahaan sawit pertama di Indonesia yang memperoleh sertifikat RSPO di tahun 2009.

Ali Usman melanjutkan, bimbingan yang diberikan PT Hindoli tidak hanya teknis budi daya tanaman sawit, tapi juga tertib administrasi. Itu sebabnya mereka bisa mengikuti dengan lancar proses audit administrasi yang dilakukan Tim Auditor RSPO.

"Audit dari RSPO itu berjalan ketat. Misalnya kami ditanya bagaimana cara perawatan kebun sawit, berapa hasil buahnya per hektar. Semua informasi dibarengi dengan catatan dan administrasi yang lengkap," sebutnya.

Selain mendapatkan ilmu, KUD tersebut juga mendapatkan insentif berupa dana premi dari PT Hindoli karena telah mengantongi RSPO dan ISCC. Namun Ali enggan mengungkapkan berapa besaran insentif tersebut.

Adin Salihin, salah satu anggota KUD Sumber Sari, secara terpisah mengungkapkan bahwa dana premi baru saja dia terima beberapa hari lalu. "Per kavling dapat sekitar Rp 900.000. Satu kavling itu sama dengan dua hektar," katanya.

Para pengurus KUD Sumber Sari, katanya, boleh jadi menerima dana premi yang lebih besar dibanding anggota.

“Dana premi yang diperoleh petani sawit bisa bertambah atau berkurang, tergantung nilai jual CPO di pasar internasional. Bagi kami, insentif itu menjadi dana tambahan. Inilah enaknya ikut proses sertifikasi RSPO dan ISCC," pungkasnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :