Berita / Serba-Serbi /
Begini Langkah Menuju Solusi Holistik dan Berkelanjutan Ala Dahlan Tampubolon
Ilustrasi kebun kelapa sawit.(Ist)
Pekanbaru, elaeis.co - Kesuksesan penertiban kawasan hutan oleh pemerintah melalui Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) bukan hanya dalam penindakan lahan saja. Namun menurut Pengamat Ekonomi Universitas Riau, Dahlan Tampubolon ada hal-hal penting agar penertiban kawasan hutan tadi menjadi model pembangunan berkelanjutan.
Kata Dahlan, hal pertama yang penting adalah adanya pendampingan dan pemberdayaan masyarakat yang terdampak. Masyarakat ini harus menjadi prioritas utama. Program yang ditawarkan bisa sja seperti pelatihan untuk mata pencarian alternatif yang berkelanjutan. Misalnya pertanian ramah lingkungan di luar kawasan konservasi, pengembangan ekowisata berbasis masyarakat, atau kerajinan lokal.
"Pemerintah dan berbagai pihak termasuk swasta dan LSM perlu bersinergi untuk menyediakan modal, pengetahuan, dan akses pasar bagi masyarakat ini," bebernya kepada elaeis.co, Selasa (2/9).
Selanjutnya yakni penegakan hukum harus konsisten dan tanpa pandang bulu, termasuk terhadap korporasi besar dan oknum pejabat yang terlibat dalam praktik perambahan. Hal ini akan mengirimkan sinyal kuat bahwa pelanggaran hukum tidak akan ditoleransi, dan memastikan bahwa penertiban tidak hanya menyasar masyarakat kecil.
"Evaluasi dan monitoring berkelanjutan juga tak kalah penting untuk memastikan bahwa kawasan yang telah ditertibkan tidak kembali dirambah. Ini membutuhkan peran aktif dari semua pihak, termasuk masyarakat sekitar, sebagai mata dan telinga pemerintah di lapangan," bebernya.
Menurut pandangan Dahlan, penertiban kawasan hutan konservasi di Riau oleh Satgas PKH adalah langkah berani dan penting untuk masa depan ekologi dan ekonomi Indonesia. Ini adalah wujud nyata dari komitmen terhadap keberlanjutan dan tata kelola yang baik.
Namun, keberhasilan jangka panjangnya akan sangat bergantung pada bagaimana pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan mampu mengelola dampak sosial-ekonomi jangka pendek. Terutama bagi masyarakat yang selama ini bergantung pada produksi sawit ilegal.
"Dengan pendekatan yang holistik, adil, dan berorientasi pada pemberdayaan, kita dapat mengubah krisis lingkungan menjadi momentum bagi terciptanya pembangunan yang benar-benar berkelanjutan, di mana kesejahteraan manusia dan kelestarian alam berjalan beriringan. Ini adalah investasi yang mahal di awal, namun akan memberikan dividen tak ternilai bagi generasi mendatang,"pungkasnya







Komentar Via Facebook :