https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Begini Dampak Penerapan Biodiesel B40 Bagi Petani Sawit, Perekonomian, dan Lingkungan

Begini Dampak Penerapan Biodiesel B40 Bagi Petani Sawit, Perekonomian, dan Lingkungan

Biodiesel B40. foto: Kemen ESDM


Jakarta, elaeis.co – Sebelum program mandatori biodiesel B40 diimplementasikan di tahun 2025, telah dilakukan berbagai pengujian teknis untuk memastikan tidak ada kendala teknis. Pengujian itu termasuk Uji Jalan (Road Test) B40 untuk sektor otomotif pada tahun 2022 dan Uji Penggunaan B40 untuk mesin diesel sektor non-otomotif pada tahun 2024, mencakup alat berat pertambangan, alat mesin pertanian, pembangkit listrik, kereta api, dan angkutan laut.

“Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada kendala yang signifikan,” kata Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Eniya Listiani Dewi, dalam keterangan tertulis dikutip elaeis.co, Senin (24/2).

Pada tahun 2025, Kementerian ESDM menetapkan total alokasi biodiesel B40 sebesar 15,6 juta kilo liter (KL) yang terdiri dari 7,55 juta KL untuk PSO (public service obligation) dan 8,07 juta KL untuk non-PSO.

“Program ini didukung oleh 24 Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BBN) yang akan menyalurkan biodiesel, 2 Badan Usaha Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan mendistribusikan B40 untuk PSO dan non-PSO, serta 28 Badan Usaha BBM yang akan menyalurkan B40 khusus untuk non-PSO,” paparnya.

Dia menambahkan, dengan total alokasi penyaluran biodiesel sebesar 15,6 juta KL, program mandatory B40 pada tahun 2025 diperkirakan akan memberikan manfaat berikut:

  • Penghematan devisa sebesar USD 9,33 miliar atau Rp 147,5 triliun
  • Peningkatan nilai tambah CPO menjadi biodiesel sebesar Rp 20,90 triliun
  • Penyerapan tenaga kerja lebih dari 14 ribu orang (off-farm) dan 1,95 juta orang (on-farm)
  • Pengurangan emisi sebesar 41,46 juta ton CO2e

Selain manfaat tersebut, program B40 juga memberikan dampak positif bagi petani kelapa sawit. Dia menyebutkan, berdasarkan data dari Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan (Sipasbun), harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit terus meningkat.

“Pada Januari 2025, harga TBS mencapai Rp 2.606/kg, naik 36% dibandingkan Januari 2024 sebesar Rp 1.911/kg. Sementara itu, harga TBS Februari 2025 tercatat Rp 2.880/kg, meningkat 62% dari harga Februari 2024 pada level Rp 1.775/kg,” paparnya.

Sebagai informasi, sejak tahun 2015 melalui penetapan penahapan mandatori pemanfaatan BBN, implementasi pencampuran biodiesel dalam biosolar di Indonesia terus digenjot menjadi 20% (B20) mulai tahun 2016, naik menjadi 30% (B30) mulai tahun 2020, 35% (B35) mulai Februari 2023, dan sejak Januari 2025 mencapai 40% atau B40.

“Pencampuran biodiesel dalam biosolar di Indonesia merupakan pencapaian tertinggi di dunia. Keberhasilan ini merupakan hasil sinergi dan kolaborasi dari semua pihak. Dalam upaya penurunan gas emisi rumah kaca (GRK) dan meningkatkan ketahanan energi nasional, pemerintah akan terus meningkatkan campuran biodiesel di dalam minyak solar di atas 40%,” pungkasnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :