Berita / Nusantara /
Begini Cara Pintar Mengurangi Serangan Tupai Tanpa Pestisida Berat di Kebun Sawit
Ilustrasi - Tupai.
Jakarta, elaeis.co - Di banyak kebun sawit, tupai masih jadi momok menakutkan yang bikin pusing petani. Hewan mungil yang lincah naik-turun pelepah ini memang terlihat jinak, tapi dampaknya ke produksi tidak bisa diremehkan.
Serangan tupai bisa menurunkan hasil panen hingga 30% di wilayah tertentu. Itulah kenapa banyak petani kini mulai mencari cara pengendalian yang lebih aman, ramah lingkungan, dan tidak bergantung pada pestisida berat.
Belakangan, pendekatan pengendalian hama terpadu (PHT) kembali naik daun. Alasannya sederhana, kebun tetap aman, tanaman tetap sehat, dan lingkungan tidak kena dampaknya. Yang menarik, banyak trik lokal yang ternyata terbukti cukup efektif menekan aktivitas tupai, asal dilakukan rutin dan terukur.
Tupai biasanya menyerang buah yang sudah matang. Bentuk gigitannya hanya membuka sedikit bagian mesocarp, tapi itu cukup membuat tandan tidak layak panen. Di banyak kebun, sisa serat buah berserakan jadi tanda khas bahwa tupai sudah mondar-mandir.
Masalah makin runyam saat populasi tupai melonjak. Ini biasa terjadi pada kebun yang rimbun, banyak ruang bersembunyi, dan minim predator alami. Jika tak ditangani, kerugian menumpuk dari hari ke hari. Di Lampung Selatan misalnya, kombinasi serangan tupai pada sawit, kelapa, dan kakao membuat kerugian meningkat drastis.
Alih-alih langsung mengandalkan pestisida kimia, banyak petani kini memilih cara yang lebih “halus” tapi efektif. Pendekatan ini bukan cuma menghemat biaya, tapi juga menjaga ekosistem kebun tetap stabil.
Pertama, gunakan aroma pengusir alami. Cabai, bawang putih, dan minyak kayu putih adalah tiga bahan yang cukup populer. Cabai mengandung kapsaisin yang baunya tidak disukai tupai. Tumbukan cabai yang dicampur air dan sedikit sabun bisa disemprotkan ke tandan dan batang. Efeknya? Tupai cenderung menjauh karena tak betah dengan aromanya.
Bawang putih bekerja dengan cara serupa. Selain aromanya menusuk, sifat antibakterinya membuat area kebun jadi kurang menarik bagi hama kecil. Banyak petani menyemprotkan cairan bawang putih ke jalur-jalur yang sering dilewati tupai.
Minyak kayu putih juga bukan trik baru. Aroma khasnya cukup mengganggu sistem penciuman tupai. Campuran air dan minyak kayu putih bisa jadi senjata yang aman dan mudah diterapkan.
Kedua, jaga sanitasi kebun, ini tips klasik tapi ampuh. Kebun yang bersih, tidak terlalu rimbun, dan memiliki jarak pelepah yang rapi membuat tupai kesulitan bergerak. Pemangkasan yang teratur membantu mengurangi sarang alami tupai dan memutus rute mereka menuju tandan.
Ketiga, gunakan teknologi ramah lingkungan. Perangkap suara pikat mulai banyak dipakai petani. Metode ini tidak merusak tanaman, tidak mencemari lingkungan, dan bisa dipakai berulang. Di beberapa kebun besar, perangkap suara terbukti menurunkan populasi tupai secara signifikan dalam satu musim panen.
Jika perlu, biopestisida dari tanaman lokal juga bisa menjadi pilihan. Misalnya, Biopestisida CHIPS dari PKT yang sudah banyak dipakai untuk menekan hama di kebun sawit tanpa merusak tanah dan organisme penting di dalamnya.
Pada akhirnya, kunci mengatasi hama bukan hanya soal membasmi, melainkan menjaga keseimbangan. Kombinasi aroma pengusir, sanitasi kebun, dan teknologi ramah lingkungan membuat petani bisa menjaga produksi tetap aman, tanpa bergantung pada bahan kimia keras







Komentar Via Facebook :