Berita / Sumatera /
Begini Cara Petani Bikin Kapok Ninja Sawit
Ilustrasi ninja sawit (Ist.)
Rengat, elaeis.co - Belakangan ini aksi pencurian buah kelapa sawit marak terjadi di Desa Punti Kayu, Kecamatan Batang Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu (inhu), Riau. Hal itu diduga dampak dari melonjaknya harga tandan buah segar (TBS) sawit.
Sayangnya, kebanyakan pelakunya yang biasa disebut ninja sawit tidak berhasil ditangkap. Warga hanya bisa mengamankan sepeda motor milik pelaku dan ujung-ujungnya jadi pelampiasan amarah pekebun dengan cara dibakar.
Fenomena ninja sawit inipun menjadi topik diskusi hangat para petani di grup WhatsApp Sawitku Masa Depanku (Samade) Inhu. Banyak yang mengkritik mudahnya pelaku lolos dari jerat hukum.
"Jika pelakunya tertangkap dan diserahkan ke pihak berwenang untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, eh, dua hari kemudian sudah pulang ke rumah. Tidak ditahan kalau kerugian di bawah Rp 2,5 juta," kata Gundra Irawan, Ketua DPD Samade Inhu, Kamis (7/4/22).
"Aturan undang-undang seperti itu membuat petani geram. Makanya, apabila dapat motornya, itulah jadi sasaran," tambahnya.
Bunda, pemilik kebun sawit di Desa Tanah Datar, Kecamatan Kelayang, sependapat kalau ninja sawit harus diberi pelajaran di luar mekanisme hukum formal.
Di desa itu, katanya, baru-baru ini ada pencuri sawit yang dipergoki saat beraksi. Para pelaku langsung terbirit-birit melarikan diri ketika aksinya diketahui pemilik kebun. Dua unit sepeda motor ditinggal begitu saja di tengah kebun sawit.
"Amarah si pemilik kebun memuncak, satu unit motor dibakar di lokasi kejadian. Sedangkan satu unit lagi dibawa ke perkampungan dan dibakar di tengah lapangan sepak bola," katanya.
Semenjak kejadian itu, menurutnya, buah kelapa sawit milik warga desa itu tidak pernah hilang sampai sekarang. "Pola seperti ini ampuh membuat jera pencuri sawit," tandasnya.







Komentar Via Facebook :