https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Begini Cara Perusahaan ini Atasi Kecurangan Penyuplai

Begini Cara Perusahaan ini Atasi Kecurangan Penyuplai

Hj Wahyu Wigati Wijayanti (kanan atas) dari Sinar Mas saat memberikan paparan soal aspek kemamputelusuran. Foto: tangkapan layar


Jakarta, Elaeis.co - Traceability atau kemamputelusuran merupakan aspek yang sangat penting bagi PT Sinar Mas Agribusiness and Food (SMAF) dalam membeli tandan buah segar (TBS) dan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dari para penyuplai.

Aspek ini sudah dijalankan SMAF sejak beberapa tahun lalu. Karena itu tidak heran kalau perusahaan ini memiliki sejumlah cara untuk mengatasi praktek curang dalam urusan suplai TBS atau CPO, baik dari petani maupun perusahaan pemasok.

Untuk dugaan praktek "cuci buah sawit" atau upaya menyamarkan TBS dari perkebunan sawit di kawasan hutan, atau hasil pencurian dan dugaan curang lainnya, SMAF sudah memiliki mekanisme yang rigit, baku, dan ketat.

"Kami memiliki prosedur pembelian TBS untuk meminimalisir terjadinya hal tersebut dan melakukan pendataan kebun petani pemasok bekerja sama dengan agen TBS," kata Hj Wahyu Wigati Wijayanti, Head of Traceable and Transparent Production Sinar Mas, melalui surat elektronik yang diterima Elaeis.co, Jumat (17/12/2021).

Jawaban tertulis itu diberikan Wahyu Wigati Wijayanti atas pertanyaan yang disampaikan Elaeis.co melalui ruang berbicara dalam webinar yang diselenggarakan Sinar Mas dengan topik "Menuju Industri Sawit yang Berkelanjutan melalui Transformasi Rantai Pasok", Rabu (15/12/2021).

Webinar itu dihadiri oleh puluhan wartawan dari seluruh Indonesia. Keterbatasan waktu dan banyaknya peserta membuat pihak Sinar Mas tidak bisa memberikan jawaban secara langsung dalam diskusi secara daring tersebut.

Kata dia, Sinar Mas juga membuat analisa risiko berdasarkan jarak pabrik ke kawasan hutan dan mengembangkan aplikasi untuk membantu bagian pembelian buah agar secara mudah bisa melihat apakah TBS yang disuplai berasal dari perkebunan sawit yang berada di kawasan hutan atau tidak.

"Namun perlu diingat bahwa saat ini upaya untuk ‘satu peta’ atau one map policy sedang berlangsung, pemerintah berupaya untuk mengatasi tumpang tindih peruntukan kawasan maupun keterlanjuran penanaman sawit di kawasan hutan," kata Wahyu Wigati Wijayanti.

Dalam webinar itu sendiri Wahyu Wigati Wijayanti menyebutkan Sinar Mas memiliki sejumlah program untuk memastikan aspek kemamputelurusan itu terlaksana dengan baik.

“Berkat program SMART REACH - Remote Engagement, Assessment and Conference (call) from Home - melalui konferensi video, sejak Maret 2020 hingga Oktober 2021, kami berhasil melakukan penilaian terhadap sekitar 72 Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Jumlah ini meningkat dua kali lipat dibandingkan total kunjungan langsung kami ke lapangan pada periode yang sama di tahun lalu,” bebernya. 

Pihak Sinar Mas yakin aspek kemamputelusuran bisa menjadi pendorong komersial yang kuat. Apalagi saat ini para pelanggan juga semakin cerdas dan ingin mengetahui asal bahan baku minyak sawit yang mereka konsumsi. 

"Untuk mengamankan volume yang dapat ditelusuri, pelanggan bahkan bersedia membayar harga kompetitif, berkomitmen untuk pembelian berskala besar, atau membuat kontrak kerja sama jangka panjang," katanya. 

Karena itu Sinar Mas melihat kolaborasi antara pelanggan, pemasok, dan pemangku kepentingan industri lainnya sangat penting untuk mencapai industri minyak kelapa sawit berkelanjutan secara keseluruhan. Apalagi fakta menunjukkan kalau lebih dari 40 persen perkebunan kelapa sawit di Indonesia dikelola oleh sekitar dua juta petani swadaya. 


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :