https://www.elaeis.co

Berita / Komoditi /

Begini Cara Memproduksi Benih Padi Bermutu

Begini Cara Memproduksi Benih Padi Bermutu

Ilustrasi padi. http://distannak.naganrayakab.go.id


Jakarta, elaeis.co - Penggunaan benih bermutu merupakan faktor penentu untuk meningkatkan produksi padi, namun penggunaan benih bermutu oleh petani umumnya masih rendah. Oleh karena itu perlu diperkenalkan bagaimana cara memproduksi benih padi yang baik dan benar agar diperoleh benih yang bermutu.

Benih bermutu adalah benih berlabel dengan tingkat kemurnian dan daya tumbuh yang tinggi. Ciri benih bermutu meliputi benih murni dari suatu varietas, berukuran penuh dan seragam, daya tumbuh baik, bebas dari biji gulma, penyakit, hama, atau bahan lainnya.

Manfaat penggunaan benih bersertifikat umumnya masih belum banyak diketahui petani. Sebagian besar dari mereka masih menggunakan benih hasil turunan sebelumnya dikarenakan sulit dan mahalnya untuk memperoleh benih berkualitas.

Guna membantu mengatasi permasalahan petani terkait dengan sulit dan mahalnya untuk memperoleh benih berkualitas, berikut akan disajikan bagaimana cara memproduksi benih padi. 

Kegiatan memproduksi benih harus menggunakan varietas unggul berlabel benih pokok, murni sesuai dengan sifat induknya dan bersih dari campuran/kotoran. Seperti dikutip Elaeis.co dari web Cybext Kementan RI.

Penyiapan lahan

1. Diusahakan lahan subur dan dekat dengan sumber air.

2. Bebas dari hama dan penyakit serta mudah dalam pengawasannya.

Pesemaian benih

1. Lahan persemaian disiapkan ± 15 hari sebelum semai;

2. Luas persemaian yang dibutuhkan 300­ - 500 m² atau 5% dari areal tanam seluas 1 ha;

3. Lebar bedengan 110 cm, tinggi bedengan 15-20 cm, panjang disesuaikan;

4. Jarak antara bedengan 20 - 30 cm;

5. Sekitar 5 cm dari tepi kanan-kiri bedengan tidak dianjurkan ditabur benih; 

6. Pemupukan pada waktu membuat bedengan persemaian. Urea 10 gr, SP36 10 gr per meter persegi;

7. Sebelum benih ditabur terlebih dahulu di inkubasi selama 36 - 48 jam untuk mematahkan masa dormansi;

8. Taburkan benih sebanyak 70 gr/m² persemaian;

9. Sebelum umur 5 hari setelah sebar, benih diairi setinggi 1 cm kemudian selang 2 hari diairi setinggi 5 cm sampai pencabutan benih.;

10. Benih dapat ditanam di areal pertanaman pada umur 21 - 25 hari dan

11. Lakukan rouging (membuang varietas lain).

Pengolahan tanah

Dilakukan dengan cara membajak dua kali dilanjutkan penggaruan dan perataan tanah. Usahakan tanah berstruktur lumpur dengan kedalaman 15 - 30 cm.

Isolasi Pertanaman

Isolasi dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya persarian silang dengan tanaman/varietas lain. Isolasi dapat dilakukan dengan isolasi jarak dan isolasi waktu.

Isolasi jarak antara tanaman untuk benih dengan tanaman untuk konsumsi atau benih yang varietas dan kelas benih berbeda diisolasi dengan jalur kosong atau tanaman lain selebar 2-3 meter. Isolasi waktu minimal 30 hari. Perbedaan tanggal tanam dari 2 varietas yang berbeda dan letaknya berdampingan, diatur waktunya sehingga saat berbunga tidak bersamaan.

Penanaman

1. Pemilihan benih (Pertumbuhan dan tinggi tanaman seragam; Pelepah daun pendek; Bebas dari hama penyakit; dan Perakaran baik).

2. Jarak tanam (Jarak tanam 20x20 cm, 20x25 cm, 25x25 cm, atau 25x30 cm; Sistem jajar legowo).

3. Jumlah benih perlubang (Untuk perbanyakan benih padi BP – BR bisa 1 batang atau 2 batang per rumpun).

Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman meliputi kegiatan pemupukan, penyulaman, penyiangan, pengairan serta pengendalian hama dan penyakit tanaman.

Rouging / Seleksi

1. Seleksi dilakukan mulai dari awal sampai tanaman siap panen

2. Seleksi sebaiknya dilakukan antara pukul 07.00-11.00, untuk menghindari kesalahan akibat kelelahan sewaktu melakukan seleksi;

3. Pelaksana seleksi oleh petani sendiri dengan bimbingan petugas pengawas benih tanaman (PBT) UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih;

4. Seleksi dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada fase vegetatif dengan cara mencabut/membuang tanaman yang menyimpang, pada fase berbunga dan pada fase masak.

Panen

1. Panen dapat dilakukan secara manual atau menggunakan alat panen Combine Harvester.

2. Panen dilakukan setelah lulus pemeriksaan lapangan oleh petugas/pengawas benih (BPSB).  Sebelum melakukan panen terlebih dahulu harus menentukan saat panen dengan tingkat kemasakan telah mencapai 90% dan umur panen disesuaikan dengan varietas yang ditanam dengan kadar air saat panen ± 23­ 27%.

3. Pelaksanaan panen dilakukan per varietas dan tidak melakukan panen lebih dari satu varietas pada tempat dan waktu yang bersamaan agar tidak terjadi percampuran varietas atau calon benih.

4. Tanaman yang berada dipinggir yaitu dua baris dipanen terpisah dan tidak digunakan menjadi calon benih.

5. Hasil panen segera dirontokkan menggunakan Power tresher untuk mengurangi kehilangan hasil.

6. Calon benih dimasukkan kedalam karung, beri label dengan identitas nama varietas, tanggal panen, berat dan kelas calon benih.

7. Melalui penyebarluasan tentang cara memproduksi benih padi bermutu ini diharapkan penggunaan benih varietas unggul bersertifikat serta ketersediaannya ditingkat petani dapat meningkat yang berimplikasi pada peningkatan produktivitas tanaman.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :