https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Begini Cara Jitu Kurangi Kernel Loss di Pabrik Sawit Hingga Nyaris Nol Persen

Begini Cara Jitu Kurangi Kernel Loss di Pabrik Sawit Hingga Nyaris Nol Persen

Pengolahan TBS di pabrik kelapa sawit. Foto: ist.


Jakarta, elaeis.co – Kernel loss menjadi salah satu sumber kerugian terbesar dalam pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Berbagai inovasi telah dilakukan industri sawit untuk menekan kehilangan itu.

Salah satunya lahir lewat tangan praktisi sawit dan anggota Perkumpulan Praktisi Profesional Perkebunan, Ir Edward Silalahi MM, yang mengklaim punya strategi jitu menekan kehilangan kernel hingga mendekati nol persen lewat pendekatan teknis yang menyeluruh.

Edward menekankan pentingnya proses sterilisasi TBS sebagai kunci awal keberhasil menekan loss. Proses ini memungkinkan cangkang lebih mudah pecah dengan energi rendah, sekaligus mengurangi risiko kernel hancur.

“Perubahan fisik dan kimia saat sterilisasi, seperti pelunakan serat dan retak thermal pada cangkang, sangat menentukan keberhasilan pemisahan kernel,” jelasnya beberapa hari lalu.

Hasil dari sterilisasi yang optimal cukup signifikan. “Mampu meningkatkan efisiensi pemisahan kernel hingga 95 persen, dibandingkan hanya 70–80 persen pada proses yang kurang terkontrol,” ungkapnya.

Dia menegaskan bahwa kualitas dan kematangan TBS sebagai faktor yang tak boleh diabaikan. TBS yang belum matang akan menyebabkan serat sulit terurai, sehingga mengganggu seluruh proses pemisahan kernel.

“Kita harus mulai dari hulunya. Kalau TBS-nya salah, semua sistem bisa ikut rusak,” tegasnya.

Selain itu, pemeliharaan mesin secara berkala juga menjadi faktor penentu efisiensi. Setiap tahapan membutuhkan kalibrasi dan kontrol parameter seperti kecepatan udara, densitas kernel, dan efisiensi fan. Tanpa itu, potensi kernel loss terhadap TBS bisa meningkat drastis.

Edward juga menyampaikan lima langkah teknis krusial yang wajib diterapkan oleh setiap pengelola PKS agar kerugian kernel bisa ditekan seminimal mungkin. Pertama, dimulai dari penggunaan TBS sawit yang benar-benar matang dan seragam. Kematangan buah sangat menentukan keberhasilan pemrosesan karena buah yang belum matang cenderung memiliki serat yang sulit terurai, sehingga menyulitkan proses pemisahan kernel.

Langkah berikutnya adalah memastikan proses sterilisasi berlangsung secara terukur dan konsisten. Proses ini menjadi titik awal yang memengaruhi seluruh alur produksi. Sterilisasi yang tidak optimal berisiko menyebabkan cangkang terlalu keras atau tidak retak sempurna, sehingga mempersulit proses pemecahan dan berpotensi merusak kernel.

Tak kalah penting, dia menekankan perlunya pengecekan secara berkala terhadap ripple mill serta komponen claybath dan hydrocyclone. Mesin-mesin ini memegang peran vital dalam proses pemisahan berdasarkan berat jenis dan kondisi fisik kernel. Bila tidak dikalibrasi atau dirawat dengan baik, efisiensi pemisahan dapat menurun drastis.

Selanjutnya adalah penerapan preventive maintenance secara disiplin. Menurutnya, banyak kerugian di PKS terjadi karena abai pada perawatan rutin. Perubahan kecil yang dibiarkan terus-menerus bisa berdampak besar pada efisiensi pabrik secara keseluruhan. Mulai dari fan yang tidak optimal, hingga komponen yang aus, semua harus dicek secara terjadwal.

Terakhir, dia mengingatkan pentingnya menghindari kebocoran minyak, baik di stasiun press maupun stasiun pemisahan kernel. Kebocoran tidak hanya menyebabkan kehilangan hasil, tetapi juga mengganggu sistem dan meningkatkan konsumsi TBS yang tidak perlu.

“Minyak juga penting. Kebocoran bisa menurunkan efisiensi, tidak hanya di kernel tapi juga di konsumsi TBS keseluruhan,” tegasnya.

Dengan menerapkan kelima langkah ini secara menyeluruh dan berkelanjutan, Edward yakin industri sawit nasional bisa semakin kompetitif dan efisien tanpa mengorbankan kualitas produk akhir.

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :