Jakarta, elaeis.co - Di ruang tunggu keberangkatan Bandara Adi Sumarmo Solo, para penumpang disuguhi beragam warna motif batik sawit yang cantik dan ngejreng.

Koleksi batik sawit itu hadir berkat Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) bersama Batik Tjap Tiga Negri di pameran yang diselenggarakan sejak Rabu (30/7).

Di mana, batik sawit adalah inovasi terbaru dalam proses pembuatan batik yang menggunakan malam dari stearin sawit bersertifikat RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil).

Inisiatif ini menggantikan parafin berbasis fosil dengan bahan alami yang lebih ramah lingkungan—sebuah langkah penting dalam upaya menjadikan industri batik lebih hijau.

Muchammad Nugroho, pemilik Batik Tjap Tiga Negri, menjelaskan bahwa respons publik sangat positif.

“Penumpang tidak hanya tertarik pada motifnya, tetapi juga pada proses pembuatannya. Mereka banyak bertanya, dan kami senang bisa memberikan edukasi langsung tentang batik sawit,” tuturnya dua hari lalu.

Pameran ini menjadi bagian dari strategi FPKBL dalam memperkenalkan batik berkelanjutan ke pasar yang lebih luas, termasuk wisatawan dan pelancong dari berbagai daerah.

“Bagi Anda yang akan terbang dari Solo, sempatkan mampir ke booth FPKBL – Batik Tjap Tiga Negri. Rasakan pengalaman batik yang berbeda—di mana warisan budaya bertemu inovasi lingkungan,” pungkasnya.