https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Batik Sawit Jadi Cinderamata di Acara Pertamina dan Kodam II/Sriwijaya

Batik Sawit Jadi Cinderamata di Acara Pertamina dan Kodam II/Sriwijaya

Batik sawit produksi Smart Batik. foto: ist.


Belitung, elaeis.co – Ada yang menarik dalam gelaran Wawasan Kebangsaan dan Stakeholder Engagement yang digelar PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit III bersama Kodam II/Sriwijaya di Belitung, Jumat 18 Juli 2025 lalu. Selain menjadi ajang sinergi antara BUMN dan TNI untuk memperkuat ketahanan energi nasional, kegiatan ini juga menghadirkan sesuatu yang unik dan sarat makna yakni Batik Sawit.

Produk batik dari CV Smart Batik Indonesia itu dipilih sebagai cinderamata resmi dalam acara tersebut. Bukan tanpa alasan. Batik ini punya keistimewaan yang tak dimiliki produk lain, yakni menggunakan lilin batik dari bahan turunan kelapa sawit.

CEO Smart Batik, Miftahudin Nur Ihsan pun menyampaikan rasa syukurnya atas terpilihnya Batik Sawit dalam acara yang melibatkan dua institusi besar negara, Pertamina dan TNI. Menurutnya, ini adalah bukti bahwa produk UMKM dengan konsep berkelanjutan kini mulai diakui dan dihargai secara luas.

“Alhamdulillah, ini adalah pencapaian tersendiri bagi kami. Batik Sawit bukan hanya produk fesyen, tapi juga wujud nyata dari upaya kami mendukung keberlanjutan lingkungan dan ekonomi. Lilin sawit yang kami gunakan membuat proses membatik jadi lebih ramah lingkungan, sekaligus menciptakan lapangan kerja bagi banyak ibu rumah tangga,” ungkapnya dalam keterangan yang dikutip Selasa (5/8).

Kegiatan ini bukan hanya membawa semangat kebangsaan, tapi juga menjadi ruang baru bagi produk-produk lokal untuk unjuk gigi. Dari kain yang digoreskan dengan lilin sawit itulah lahir narasi tentang kebaikan kelapa sawit, yang selama ini sering kali hanya dikaitkan dengan isu negatif. Lewat produk seperti Batik Sawit, citra sawit mulai berubah lebih hijau, lebih manusiawi, dan lebih membumi.

Dukungan juga datang dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP). Kepala Divisi Kerja Sama Kemasyarakatan dan UMKM, Helmi Muhansyah, menyambut positif pemilihan Batik Sawit sebagai cinderamata resmi dalam acara tersebut.

“Ini adalah langkah yang sangat baik. Artinya, produk sawit bisa masuk ke ruang-ruang strategis, bahkan di luar ekosistem sawit itu sendiri. Apalagi ini dalam kegiatan BUMN dan TNI. Kualitasnya sudah terbukti. Semoga pasar batik sawit semakin luas dan makin banyak masyarakat yang merasakan manfaatnya,” ujarnya.

Lebih dari sekadar oleh-oleh, Batik Sawit kini menjadi simbol persilangan antara budaya, teknologi hijau, dan nasionalisme. Di setiap helaian kainnya, tersimpan harapan akan masa depan industri kreatif Indonesia yang tidak hanya berdaya saing, tapi juga berkelanjutan.

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :