https://www.elaeis.co

Berita / Serba-Serbi /

Batik Sawit Bukan Hanya Berbahan Sawit, Motifnya Juga Sawit

Batik Sawit Bukan Hanya Berbahan Sawit, Motifnya Juga Sawit

Seorang peserta sedang berlatih membuat batik sawit dalam perlatihan yang digelar DPP SAMADE di Pekanbaru baru-baru ini. Foto: Hendrik/Elaeis.co


Pekanbaru, Elaeis.co - Karmila Sari sepertinya serius mau mengembangkan batik sawit di Riau. Baru beberapa hari lalu DPP Asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE) menggelar pelatihan pembuatan batik sawit nusantara di Pekanbaru, Karmila mau menghelat pelatihan susulan di kota yang sama.

“Pelatihan yang kemarin akan kita tindak lanjuti dengan mengadakan pelatihan yang lebih intensif selama 12 hari,” kata Karmila, Ketua DPW SAMADE Riau, kepada Elaeis.co, Senin (6/12/2021) siang.

Menurutnya, pelatihan susulan ini fokus untuk proses pewarnaan. Masa 12 hari diperlukan karena yang akan dibuat adalah batik tulis. “Bukan dengan cara cap atau menggunakan mesin, kami lebih suka membuat batik tulis,” tukasnya.

“Ketua DPP SAMADE, Pak Tolen, dan pihak BPDPKS memberikan dukungan moril atas pelatihan lanjutan ini,” Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Riau ini menambahkan.

Batik tersebut disebut batik sawit karena menggunakan bahan baku dari sawit. Selama ini proses membuat batik tradisional dilakukan menggunakan parafin yang berasal dari minyak bumi. Dalam pembuatan batik sawit, parafin diganti dengan bioparafin yang dibuat dari minyak sawit.

Selain berbahan baku sawit, Karmila ingin batik karya petani nantinya menggunakan motif sawit. “Selain sebagai bentuk kebanggaan akan sawit, sekaligus edukasi tentang sawit berkelanjutan ke masyarakat,” tukasnya.

Karmila mengaku tidak khawatir dengan sumber daya manusia (SDM) untuk pembuatan batik bermotif sawit tersebut. "Di Rokan Hulu ada yang bisa membuat motif sawit yang bisa diterapkan dalam pembuatan batik sawit nusantara," bebernya.

Dia menilai antusiasme para peserta pelatihan pembuatan batik sawit nusantara sangat tinggi. Itu sebabnya dia berencana akan melebarkan pelatihan itu ke berbagai cabang SAMADE di seluruh kabupaten/kota di Riau.

“Pelatihan ini bukan sekadar untuk menambah pengetahuan saja, melainkan harus mampu memberikan nilai tambah ekonomi bagi petani sawit,” jelasnya.

“Batik sawitnya harus berkualitas baik dan bisa dijual. Kita mau optimalkan produk hilir sawit di tingkat Kelompok Tani Sawit (KTS) yang merupakan basis dan sudah diamanatkan dalam AD/ART SAMADE,” tegasnya. 


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :